Sejarah Panjang Marsose, Tentara Bayaran Belanda Beranggotakan Pribumi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 8 Februari 2022 15:15 WIB

Korps Marsoses di Perang Aceh. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Bertepatan hari ini, 8 Februari 1904 Gotfried Coenraad Ernst (G.C.E) van Daalen memulai ekspedisi ke Tanah Gayo, Alas, dan Batak. Van Daalen membawa Pasukan Korps Marechaussee te Voet alias Marsose untuk menaklukkan wilayah pedalaman Aceh. Karena raja-raja setempat menolak takluk, ekspedisi berujung pada pembantaian penduduk setempat.

Ekspedisi ke wilayah pedalaman Aceh berawal dari laporan hasil riset Snouck Hurgronje berjudul Het Gajolan en Zijn Bewoners kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda Yohannes Benedictus van Heutsz. Van Heutsz yang sangat berambisi menguasai seluruh wilayah Aceh, menunjuk van Daalen sebagai pemimpin ekspedisi itu. Ekspedisi ini juga merupakan upaya Belanda mengakhiri perlawanan rakyat Aceh yang berlangsung selama tiga dekade di bawah kepemimpinan Cut Nyak Dien.

Lalu apa sebenarnya Pasukan Korps Marechaussee te Voet alias Marsose ini? Marsose merupakan satuan militer bentukan Belanda yang bernaung di bawah Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) alias Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Dalam istilah Bahasa Inggris, Marsose disebut mercenaries atau soldier of fortune yang berarti tentara bayaran.

Pasukan tentara bayaran ini tidak peduli siapa yang dilawan, apakah bangsa sendiri atau orang asing. Bagi Marsose yang terpenting adalah mengabdi kepada siapa yang membayar mereka. Sebagian besar anggota pasukan elite ini, selain dari tentara Belanda, Perancis, Swiss, Belgia, dan Afrika, juga direkrut dari orang pribumi seperti Ambon, Manado, Jawa, Sunda, juga beberapa orang Nias dan Timor.

Marsose awalnya dibentuk di Belanda pada 26 Oktober 1814. Pasukan ini resmi diterjunkan di Aceh pada 20 April 1890 untuk menangani tugas kepolisian dan jika perlu membantu dalam tugas kemiliteran. Kendati dibentuk Belanda, Marsose di Hindia Belanda tidak ada ikatan dengan Koninklijke Marechaussee di Belanda. Peran Marsose di Aceh serupa dengan infanteri atau pasukan jalan kaki dengan kemampuan kontra-gerilya. Pasukan ini merupakan cara yang paling cocok untuk melawan gerilyawan Aceh.

Advertising
Advertising

Marsose digunakan Van Deelan untuk membantunya menumpas perlawanan rakyat Aceh kala itu. Bahkan Ajudan Van Deelan, Kempees dalam laporan berjudul De tocht van Overste van Daalen door de Gajo, Alas-en Bataklanden menuliskan, setiap kali usai membantai rakyat, Van Deelan memerintahkannya memfoto tumpukan mayat bersama tentara Marsose yang berpose. Pasukan ini bubar pada 1942 setelah Belanda menyerah kepada Jepang.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Perang Aceh 118 Tahun Lalu, Ekspedisi Belanda ke Tanah Gayo, Alas dan Batak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

1 hari lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

1 hari lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

2 hari lalu

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

2 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

3 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

16 hari lalu

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.

Baca Selengkapnya

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

17 hari lalu

Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

25 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Jamaah Thariqat Syattariah di Nagan Raya Aceh Gelar Salat Id Hari Ini

27 hari lalu

Jamaah Thariqat Syattariah di Nagan Raya Aceh Gelar Salat Id Hari Ini

Ribuan jamaah Thariqat Syattariah di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh pada Senin pagi telah menggelar salat Id.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

27 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya