Eks Direktur WHO Sebut 5 Pertimbangan Evaluasi PTM 100 Persen

Rabu, 26 Januari 2022 14:30 WIB

Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di SMP 26 Depok, Jawa Barat, Senin, 24 Januari 2022. Pemerintah Kota Depok mulai menggelar PTM secara penuh atau 100 persen mulai hari ini. ANTARA/Asprilla Dwi Adha

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan hal yang menjadi pertimbangan kebijakan pembelajaran tatap muka atau PTM di sekolah. Karena kasus Covid-19 beberapa hari ini kembali meningkat dan sudah mencapai ribuan kasus per hari.

“Setidaknya ada lima hal yang dapat menjadi pertimbangan tentang kebijakan PTM di hari-hari sekarang ini,” ujar Tajndra pada Selasa, 25 Januari 2022. Berikut lima pertimbangannya.

1. Surat dari lima organisasi profesi dokter

Pada 13 Januari 2022, lima Organisasi Profesi Dokter Spesialis (Anak, Paru, Penyakit Dalam, Jantung dan Anastesi) membuat surat keempat sehubungan dengan evaluasi proses PTM. Di dalamnya, kata Tjandra, disebutkan bahwa anak dan keluarga sebaiknya tetap diperbolehkan memilih untuk PTM atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

“Anak dengan komorbid memeriksakan diri dulu, kelengkapan imunisasi untuk dapat ikut PTM, serta mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah,” kata Tjandra.

Advertising
Advertising

2. Kasus Covid-19 terus meningkat

Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan bahwa kasus Covid-19 belakangan ini terus meningkat. Bahkan, kata dia, bukan hanya jumlah absolutnya yang sudah sekitar 3.000-an sehari, tapi juga ada kecenderungan peningkatan angka kepositifan, serta perlu pula menilai perkembangan angka reproduksi (reproductive number).

“Semuanya menunjukkan potensi penularan di masyarakat, apalagi angka transmisi lokal varian Omicron juga terus meningkat,” tutur Tjandra.

3. Long Covid-19 dan komplikasi penyakit

Sebagaimana juga disebut dalam surat lima organisasi profesi dokter, anak bisa saja mengalami komplikasi berat yaitu multisystem inflammatory in children associated with Covid-19 (MIS-C). “Dan bukan tidak mungkin juga ada komplikasi Long Covid,” katanya lagi.

Pendapat para pakar dari beberapa negara, Tjandra melanjutkan, seperti dari South Dakota Amerika Serikat, juga mulai membicarakan kemungkinan Long Covid pada anak ini, walaupun memang tentu perlu penelitian lebih lanjut. “Tetapi kita tentu tidak ada yang ingin ada dampak seperti ini terjadi pada anak-anak kita,” kata dia.

4. Angka masuk rumah sakit

Penelitian di Afrika Selatan dengan data dari 56.164 Covid-19 yang masuk rumah sakit, menemukan bahwa angka masuk rumah sakit (admission rate) anak di bawah 4 tahun ternyata 49 persen lebih tinggi pada Omicron daripada Delta. Data lain dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika menyebutkan bahwa angka anak masuk rumah sakit meningkat di Amerika.

Rata-rata di negeri Abang Sam itu, 4,3 balita per 100.000 angka masuk rumah sakit pada minggu awal Januari, meningkat dari angka 2,6 per 100.000 daripada minggu sebelumnya. “Kalau dibandingkan dengan angka awal Desember maka ada peningkatan 48 persen, peningkatan tertinggi pada kelompok umur ini selama pandemi,” ujar Tjandra.

5. Omicron masuk ke daerah

Beberapa informasi menyebutkan bahwa ada daerah sebagai medan perang pertama dalam melawan Omicron di Indonesia. Di daerah itu, Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta itu melanjutkan, disebutkan juga sudah ada beberapa kecamatan yang masuk zona merah.

“Jadi, setidaknya di zona merah dalam suatu medan perang, sebaiknya kalau upaya perlindungan kesehatan ditingkatkan, termasuk evaluasi pelaksanaan PTM. Setidaknya dimulai di daerah-daerah itu,” katanya.

Baca: Indonesia Catat Kasus Kematian dari Omicron, Ini 7 Rekomendasi Dokter Paru

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

21 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

25 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

26 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

27 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

29 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

44 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

44 hari lalu

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.

Baca Selengkapnya