2 Meninggal karena Omicron, Ahli Minta Kesiapan Rumah Sakit Ditingkatkan

Minggu, 23 Januari 2022 10:47 WIB

Petugas pemakaman membawa peti jenazah ke kuburan khusus Covid-19 di Kota Cimahi, Jawa Barat, Ahad, 22 Agustus 2021. Provinsi Jawa Barat jadi daerah dengan jumlah kematian terbanyak di Indonesia. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang pasien Covid-19 varian Omicron di Indonesia dilaporkan meninggal pada Sabtu, 22 Januari 2022. Satu kasus yang merupakan transmisi lokal meninggal di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat.

Sedangkan satu lagi merupakan pelaku perjalanan luar negeri, meninggal di RSPI Sulianti Saroso. Keduanya merupakan pelaporan fatalitas pertama di Indonesia akibat varian Omicron yang memiliki daya tular tinggi.

"Kita amat berduka dengan wafatnya dua warga karena Omicron kemarin. Wafatnya dua warga menunjukkan bahwa tidak semua infeksi Omicron adalah ringan. Jadi kita harus ekstra waspada, tentu tanpa perlu panik," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, melalui pesan WhatsApp, Ahad, 23 Januari 2022.

Berdasarkan data kematian akibat Covid-19 untuk varian Omicron dari beberapa negara, Tjandra melanjutkan, Inggris hingga 31 Desember 2021 mencatatkan sudah ada 75 orang yang meninggal. Kemudian, pasien pertama yang meninggal di Amerika Serikat umurnya 50 tahunan, sudah pernah terkena Covid-19 sebelumnya dan orang tersebut belum divaksinasi.

Di negara lain, kasus kematian di Jepang adalah lansia dengan komorbid berat, Australia yang meninggal adalah usia 80-an dengan komorbid. Sedangkan di Singapura yang meninggal usianya 92 tahun, tidak ada komorbid yang jelas dan belum vaksinasi. Lalu India yang meninggal usia 74 tahun dengan diabetes melitus dan komorbid lain.

Menurut Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, di Amerika dan Australia beberapa hari yang lalu diperkirakan akan mengalami peningkatan kematian akibat Covid-19 pada minggu-minggu mendatang. "Tentunya juga ini berhubungan dengan Omicron," kata Tjandra.

Selain itu, Tjandra berujar, dari data Sabtu kemarin di Indonesia ada sekitar 1.000-an kasus Omicron dengan sekitar 250-an adalah transmisi lokal. Sementara beberapa minggu lalu, sebagian besar kasus adalah pendatang dari luar negeri dan kini sudah makin bergeser ke transmisi lokal.

Dengan kata lain, makin banyak kasus-kasus Omicron di masyarakat. "Juga, satu dari dua yang meninggal kemarin adalah kasus transmisi lokal," ujar Tjandra.

Jumlah kasus Covid-19 secara keseluruhan juga terus meningkat, mulai dari 20-21 Januari di atas 2.000 kasus dan 22 Januari sudah di atas 3.000 kasus. "Entah bagaimana hari ini dan besok-besok hari," tutur Tjandra menambahkan.

Dengan melihat data di atas, Tjandra melanjutkan, maka setidaknya ada beberapa hal yang harus ditingkatkan. Protokol kesehatan (3M atau 5M) harus jauh lebih ketat pelaksanaannya, berubah dari 'new normal' menjadi 'now normal' serta kemungkinan work from home atau WFH lebih luas, termasuk evaluasi kebijakan pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen.

Penerapan aplikasi PeduliLindungi juga disebutnya harus diperketat lagi dan termasuk mendeteksi jika ada yang positif Covid-19 sesudah beberapa hari. Peningkatan tes untuk mendeteksi yang orang tanpa gejala atau OTG yang Omicron, dan telusur (ke depan kepada siapa menulari dan ke belakang dari siapa tertular) secara masif.

"Jelas harus dengan usaha lebih daripada yang dilakukan minggu-minggu yang lalu," kata Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta.

Selain itu upaya maksimal juga perlu dilakukan yaitu meningkatkan vaksinasi dan booster, apalagi di daerah yang tinggi penularan Omicronnya dan juga pada lansia dan komorbid. Karena sekarang rumah sakit masih relatif kosong, ia menyarankan agar kasus Omicron ringan dan yang mempunyai komorbid serta pasien lansia sebaiknya dirawat dulu. Termasuk juga penanganan mereka yang datang dari luar negeri harus lebih ketat lagi.

Sejalan dengan itu, Tjandra mengingatkan bahwa kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan jelas harus ditingkatkan. Harus ada upaya maksimal untuk mengobati pasien Omicron, menangani pasien gawat dan memperkecil kemungkinan kematian.

"Akan lebih baik juga jika evaluasi kebijakan dilakukan berdasar perubahan data yang ada," katanya soal penanganan pandemi untuk varian Omicron. Ia menilai evaluasi dilakukan tidak hanya harus seminggu sekali atau sesuai jangka waktu tertentu, tapi dapat juga sesuai dinamika perubahan data yang terjadi.

Baca: Epidemiolog Ingatkan Pentingnya Booster untuk Cegah Omicron

Advertising
Advertising

Berita terkait

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

1 hari lalu

Dokter: Lansia Perlu Hindari Kafein agar Tidak Mengompol

Lansia diminta menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh pada sore dan malam hari agar tidak mengompol selama tidur malam.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

6 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

9 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

12 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

19 hari lalu

Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Kemenko PMK Jelaskan Penyelenggaraan Haji 2024 agar Ramah Lansia

29 hari lalu

Kemenko PMK Jelaskan Penyelenggaraan Haji 2024 agar Ramah Lansia

Jemaah haji 2024 diberangkatkan dalam 554 kloter dan tersebar di 14 asrama haji serta 13 embarkasi.

Baca Selengkapnya

Mau Mudik dengan Lansia, Sebaiknya Lakukan Persiapan Ini

32 hari lalu

Mau Mudik dengan Lansia, Sebaiknya Lakukan Persiapan Ini

Ketika Anda akan mudik bersama masyarakat lanjut usia (lansia), ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan.

Baca Selengkapnya

7 Menu Sahur Sehat untuk Lansia yang Enak dan Praktis

39 hari lalu

7 Menu Sahur Sehat untuk Lansia yang Enak dan Praktis

Ada beberapa pilihan menu sahur untuk lansia yang bisa dibuat di rumah. Mulai dari buah-buahan, sayuran, hingga telur. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Mirip Tom Hanks di Film The Terminal, Lansia ini Tinggal di Bandara 9 bulan

39 hari lalu

Mirip Tom Hanks di Film The Terminal, Lansia ini Tinggal di Bandara 9 bulan

Seorang lansia tinggal di bandara Bologna, karena tidak mampu bayar sewa

Baca Selengkapnya

3 Cara Menggapai Cinta Sejati Setelah Usia 50 Tahun

40 hari lalu

3 Cara Menggapai Cinta Sejati Setelah Usia 50 Tahun

Meskipun banyak yang mungkin merasa cemas atau ragu-ragu tentang memulai hubungan baru di usia yang lebih matang. Berikut cara menemukan cinta sejati.

Baca Selengkapnya