Martha Christina Tiahahu, Pahlawan Wanita yang Terkubur di Laut Banda Maluku

Reporter

Tempo.co

Selasa, 4 Januari 2022 15:24 WIB

Martha Christina Tiahahu. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Martha Christina Tiahahu merupakan salah satu pejuang wanita yang turut serta berjuang melawan tentara kolonial belanda asal Maluku. Perempuan kelahiran 4 Januari 1800 ini memulai ikut serta ke peperangan sejak berusia 17 tahun. Karena keberaniannya, membuat sosok Martha Christina Tiahahu dijuluki sebagai Srikandi dari Tanah Maluku.

Keberaniannya untuk mengangkat senjata melawan Belanda tidak lepas dari sosok ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu, yang merupakan seorang kapitan dari negeri Abubu atau sekarang dikenal dengan nama kepulauan Uliase, Maluku. Melansir dari elibrary.unikom.ac.id, sejak kecil, Martha telah melihat perilaku tentara Belanda yang sewenang-wenang terhadap masyarakat Maluku. Karena hal tersebut membuat dendam dan ingin ikutserta secara langsung melawan pasukan Belanda.

Dilansir dari repositori.kemendikbud.go.id, Martha Christina Tiahahu mulai terjun ke lapangan perang secara langsung ketika berusia 17 tahun. Martha turut membantu Thomas Matulessy dalam Perang Pattimura pada 1817. Di bawah komando Pattimura, Christina martha Tiahahu ditunjuk menjadi salah satu pemimpin pasukan bersama ayahnya, Kapitan Abubu, dan beberapa pemimpin lainnya.

Semenjak saat itu, Christina aktif ikut serta dalam peperangan membela rakyat untuk melawan tentara Belanda. Namun, pada 14 November 1817, rombongan pasukan Martha Christina Tiahahu tertangkap pasukan Belanda. Dalam peristiwa itu, Martha Christina Tiahahu hanya ditahan karena dianggap masih di bawah umur. Akan tetapi, ayahnya harus dihukum mati.

Setelah ayahnya wafat. Martha Christina Tiahahu tetap melanjutkan perjuangan dengan mengumpulkan pasukan ayahnya yang masih tersisa. Namun, dirinya tertangkap oleh pasukan Belanda dan dibuang ke Pulau Jawa. Saat di perjalanan menuju Pulau Jawa, Martha Christina Tiahahu melakukan mogok makan, minum, dan tidak mau minum obat yang diberikan pasukan Belanda.

Advertising
Advertising

Kondisi kesehatan Christina Martha Tiahahu pun semakin memburuk. Puncaknya, pada 2 Januari 1818, Martha Christina Tiahahu meninggal di atas kapal Eversten. Jenazahnya dibuang ke Laut Banda atas perintah Komandan Ver Huell. Christina Martha Tiahahu memeroleh gelar Pahlawan Kemerdekaan Indonesia pada 20 Mei 1969 dari Pemerintah Indonesia.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Anies Baswedan Minta Pembangunan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu Dikebut

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

AFC Nobatkan Rafael Struick Bintang Masa Depan Usai Piala Asia U-23 2024, Ini Profil Striker Timnas Indonesia

7 hari lalu

AFC Nobatkan Rafael Struick Bintang Masa Depan Usai Piala Asia U-23 2024, Ini Profil Striker Timnas Indonesia

Strikter Timnas Indonesia U-23, Rafael Struick raih penghargaan Bintang Masa Depan usai Piala Asia U-23. Kalahkan Ali Jasim dari Irak.

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

10 hari lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, AMAN Kaltim Minta Pastikan Komitmen Lindungi Masyarakat Adat sebelum Investasi di IKN

AMAN Kaltim meminta pemerintah Belanda memastikan komitmen pemerintah Indonesia melindungi masyarakat adat sebelum berinvestasi di proyek IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

11 hari lalu

Mengenal Navarone Foor, Pesepak Bola Belanda Keturunan Indonesia

Pada 2017, Navarone Foor pernah masuk dalam deretan nama incaran untuk naturalisasi

Baca Selengkapnya

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

12 hari lalu

Tertarik Pengelolaan Air di Proyek IKN, Pemerintah Belanda Kumpulkan LSM-LSM

Pemerintah Belanda mengumpulkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meminta pandangan mereka tentang proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

12 hari lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

12 hari lalu

Alasan Pemerintah Belanda Temui JATAM Kaltim hingga AMAN sebelum Investasi di IKN

Pemberintah Belanda mengaku ingin melihat langsung kondisi di IKN sebelum mereka berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

13 hari lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

17 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

17 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

26 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya