Peneliti LAPAN Klaim Makin Solid dengan Bergabung ke BRIN

Reporter

Friski Riana

Selasa, 4 Januari 2022 13:01 WIB

Logo Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). (Antara News/lapan.go.id)

TEMPO.CO, Jakarta - Penggabungan sejumlah lembaga pemerintah nonkementerian ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) belakangan menjadi sorotan. Salah satunya karena berdampak pada nasib para peneliti honorer yang diberhentikan.

Namun, tidak demikian dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Lembaga yang turut dilebur ke BRIN ini tidak mengalami gonjang-ganjing pemberhentian sejumlah peneliti.

“LAPAN dari dulu sangat lurus dan mengikuti aturan. Tidak pernah ada rekrutmen honorer periset,” kata peneliti Lapan, Erma Yulihastin, kepada Tempo, Selasa, 4 Januari 2021.

Erma mengatakan, lembaganya memang mempekerjakan pegawai pemerintah nonpegawai negeri (PPNPN). Namun, kebanyakan adalah supir hingga petugas keamanan, bukan tenaga periset.

Saat ini, Erma belum mendapatkan SK penempatan sejak LAPAN dilebur ke BRIN. Tetapi, hal itu tidak berdampak pada penelitian yang sedang dikerjakan. Sebab, para peneliti bekerja berdasarkan sasaran kinerja pegawai (SKP) yang dirancang dalam setahun.

“Kerja kita menuntaskan target SKP tersebut, mau penempatan ada atau tidak. SKP itu kan mengikat peneliti,” kata peneliti klimatologi di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN ini.

Advertising
Advertising

Menurut Erma, para peneliti justru semakin solid dengan adanya penggabungan ke BRIN. Pasalnya, ketika mengajukan proposal riset, ia dan timnya tidak kesulitan mencari pakar. Erma yang semula tidak mengenal periset di luar lembaganya, kini bisa merekrut orang dari jaringan di BRIN.

Dulunya, kata Erma, situasi tersebut sulit dilakukan. Ia menyebut dirinya seperti katak dalam tempurung karena banyak rekan-rekannya yang minim kualitas. Yang berpendidikan S-3 juga bisa dihitung jari. Akibatnya, diskusi ilmiah tidak berjalan. “Jadi diskusinya pun searah, enggak ada feedback yang sepadan. Tidak ada sparring partner, mana bisa maju dunia riset kita,” ujarnya.

Alumni ITB ini menilai, kehadiran BRIN cukup revolusioner dan memberikan solusi. Peneliti yang belum S-3 kini diminta untuk belajar lagi, bahkan tak perlu mendaftar beasiswa. Sebab, kata Erma, BRIN akan mendanai dan menawarkan skema degree by research, sehingga peneliti yang sedang S-3 tidak perlu berhenti dari kerjanya.

Selain itu, Erma menyampaikan peneliti senior yang sudah di atas 50 tahun pun bisa mengambil S-3. “Dulu kan kepentok usia, sebab semau beasiswa ada maksimal usia kalau lanjut sekolah,” katanya.

Erma juga mengapresiasi adanya ragam apresiasi bagi para peneliti. Salah satunya, peneliti yang produktif dan bisa menghasilkan 5 publikasi internasional dalam setahun, bisa mengajukan asisten riset non-PNS dan merupakan mahasiswa S-2 atau S-3 aktif.

Juga ada kuota postdoc di mana periset luar negeri bisa bekerja di BRIN, namun peneliti di Indonesia tetap menjadi pemimpinnya. Dampaknya, periset dalam negeri pun bisa sejajar dengan periset asing. “Ekspedisinya mau bawa misi apa, kita yang tentukan. Ini beda jauh dengan dulu-dulu.”

Bagi Erma, cara yang ditempuh BRIN memang nampak cepat, sehingga orang yang tidak siap keluar dari zona nyaman akan terganggu. Ia menilai, pada setiap transisi, yang paling tidak siap adalah orang-orang mapan yang ingin mempertahankan kekuasaan. Adapun periset muda yang energik dan berkualitas, Erma yakin mereka optimistis dengan BRIN.

Ia berharap BRIN konsisten dan berpijak pada prinsip dan langkah yang konkret sekaligus visioner. “Tidak berubah arah dan tidak berpijak pada pondasi yang politis dan pragmatis,” ujar dia.

FRISKI RIANA

Baca: 4 Bulan Gabung ke BRIN, Periset BPPT Belum Dapat Penempatan Kerja

Berita terkait

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

18 jam lalu

Revisi UU Polri, Peneliti BRIN Soroti Potensi Kecemburuan di Internal Polisi

Peneliti BRIN Sarah Nuraini Siregar menanggapi potensi kecemburuan di internal polisi akibat revisi UU Polri yang dapat memperpanjang masa jabatan aparat penegak hukum tersebut.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

21 jam lalu

Revisi UU Polri Perpanjang Usia Pensiun Polisi, Ini Kata Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menanggapi mengenai revisi UU Polri yang bisa memperpanjang jabatan polisi.

Baca Selengkapnya

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

1 hari lalu

Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

2 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

2 hari lalu

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

Berang-berang semakin sulit ditemukan di Sungai Ciliwung.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

3 hari lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

3 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

4 hari lalu

Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.

Baca Selengkapnya

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

4 hari lalu

Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.

Baca Selengkapnya

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

5 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya