Pemerintah Tingkatkan Tes SGTF Usai Temuan Transmisi Lokal Omicron

Reporter

Dewi Nurita

Selasa, 28 Desember 2021 14:00 WIB

Calon penumpang mengikuti tes antigen saat menunggu jadwal keberangkatan kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat 24 Desember 2021. Pada libur Natal dan Tahun Baru 2021 (Nataru) PT. KAI Daop 1 Jakarta mewajibkan calon penumpang yang hendak melakukan perjalanan untuk melampirkan hasil negatif test antigen 1x24 jam atau rapid test PCR 3x24 jam, sementara untuk penumpang anak dibawah usia 12 tahun wajib melampirkan hasil rapid test PCR 3x24 jam. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyiapkan sejumlah strategi guna mencegah meluasnya penyebaran transmisi lokal kasus Covid-19 untuk varian Omricon di Indonesia. Hal ini dilakukan usai ditemukan pasien Covid-19 pertama dari transmisi lokal.

Di antaranya, pemerintah akan meningkatkan pemeriksaan tes PCR atau polymerase chain reaction dengan metode S-gene target failure (SGTF). Metode itu dapat digunakan sebagai deteksi awal untuk kemudian dikonfirmasi dengan pengurutan genom.

"Kami akan perkuat pemeriksaan SGTF-nya supaya bisa lebih cepat mengetahui apakah sebuah kasus probable atau tidak," ujar juru bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, dalam konferensi pers daring pada Selasa, 28 Desember 2021.

Nadia menyatakan Kemenkes saat ini belum bisa memeriksa seluruh kasus Covid-19 dengan tes PCR SGTF karena alat yang tersedia baru ada di sekitar 30 laboratorium. Menurut dia, kasus yang diperiksa dengan SGTF hanya mereka yang patut dicurigai terpapar varian Omicron.

Hal itu bisa dilihat dari rata-rata CT value. "Tapi ke depan akan ada penambahan (alat SGTF), sedang dalam proses," ujar Nadia.

Advertising
Advertising

Kemenkes juga akan memperkuat surveilans. Laboratorium akan diminta melaporkan semua hasil pemeriksaan positif Covid-19 kepada Dinas Kesehatan setempat untuk selanjutnya merujuk pasien diisolasi ke tempat karantina terpusat.

"Petugas Puskesmas setempat harus memastikan pasien positif benar-benar menjalankan isolasi, sambil menunggu hasil apakah yang bersangkutan ini juga positif Omicron atau tidak," ujar Nadia.

Di samping itu, pemerintah bakal meningkatkan pengawasan mobilitas atau pergerakan lokal terutama menjelang liburan Natal dan tahun baru. "Kemenkes harus memastikan perjalanan dengan moda transportasi apa pun itu sudah harus melakukan dua kali vaksin dan menunjukkan hasil rapid 1x24 jam negatif," ujar Nadia ihwal upaya menekan kasus Covid-19 dari varian Omicron.

Baca: Ada Transmisi Lokal Varian Omicron, Apartemen Green Bay Belum Dikarantina

DEWI NURITA

Berita terkait

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

51 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

6 Maret 2024

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Layani 14,8 Juta Penumpang KRL Selama Periode Natal dan Tahun Baru

9 Januari 2024

KAI Commuter Layani 14,8 Juta Penumpang KRL Selama Periode Natal dan Tahun Baru

Selama hari libur Nataru data volume pengguna tertinggi pada 30 Desember 2023 yaitu sebanyak 859.564 penumpang KRL.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Pembangunan Rumah Mewah di Menteng, Tanggapan Bawaslu Jakpus akan Dilaporkan ke DKPP

4 Januari 2024

Top 3 Metro: Pembangunan Rumah Mewah di Menteng, Tanggapan Bawaslu Jakpus akan Dilaporkan ke DKPP

Berita Top 3 Metro kemarin membahas tentang pembangunan rumah mewah di Menteng, Bawaslu Jakpus akan dilaporkan ke DKPP, kasus Covid-19 di Depok.

Baca Selengkapnya

Akhir Libur Nataru, 500 Ribu Kendaraan Telah Kembali ke Jabotabek

3 Januari 2024

Akhir Libur Nataru, 500 Ribu Kendaraan Telah Kembali ke Jabotabek

Jasa Marga mencatatkan sebanyak 515.778 kendaraan kembali ke wilayah Jabotabek setelah libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru, 34 Ribu Orang Penumpang Naik Kereta dari Yogyakarta

3 Januari 2024

Tahun Baru, 34 Ribu Orang Penumpang Naik Kereta dari Yogyakarta

PT KAI (Daop) 6 Yogyakarta mencatat sebanyak 34.034 orang naik kereta api (KA) dari seluruh stasiun di wilayah tersebut pada Senin, 1 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Whoosh Layani 220.227 Penumpang pada Natal dan Tahun Baru

3 Januari 2024

Kereta Cepat Whoosh Layani 220.227 Penumpang pada Natal dan Tahun Baru

PT KCIC mengapresiasi minat masyarakat yang menjadikan Whoosh sebagai pilihan utama selama libur Nataru.

Baca Selengkapnya