Pengendara mendorong motornya saat menerjang air yang menggenangi Jalan Nasional Bandung menuju Garut di perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu, 9 Januari 2021. Genangan air setinggi 30 hingga 50 sentimeter menggenangi Jalan Nasional menuju Garut, Tasik dan Jawa Tengah akibat drainase yang buruk sehingga tidak dapat menampung debit air secara maksimal saat hujan lebat mengguyur kawasan Bandung Raya. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
TEMPO.CO, Bandung - Banjir bandang menerjang Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu sore tadi, 27 November 2021.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi, sejauh ini nihil korban luka atau korban jiwa.
“Pemerintah desa dan tokoh masyarakat mengevakuasi warga ke tempat aman,” ujarnya saat dihubungi hari ini.
Satria menjelaskan selain banjir bandang terjadi juga longsor di beberapa ruas jalan desa itu. Dinas Bina Marga menurutnya memperbaiki longsoran tersebut. Sedangkan petugas BPBD di lokasi banjir terus melakukan pemetaan dampak.
“Kondisi mati lampu, kami masih perjalanan ke kampung-kampung untuk mendata,” kata Satria.
Banjir bandang itu terjadi setelah hujan deras dari siang pukul 13.00-14.00 WIB. Pada sore harinya terjadi luapan Sungai Cikaler yang meluas ke pemukiman warga sekitar.
Berdasarkan laporan BPBD Garut, banjir juga melanda tiga desa di Kecamatan Sukawening, yaitu Desa Mekarwangi, Sukawening, dan Mekarurip akibat luapan Sungai Ciloa.
Sebanyak 29 keluarga atau 100 orang korban banjir harus mengungsi ke rumah kerabat masing-masing.
Sebuah rumah hanyut terbawa banjir, 21 rumah rusak ringan, sawah dan perkebunan terendam, begitu pula 60 kolam tambak. Sebanyak dua jembatan rusak dan aliran listrik padam. Tinggi air ketika banjir sekitar 1,5 meter.
Situasi hingga pukul 18.05 hujan ringan, sedangkan banjir telah surut dan menyisakan lumpur.