Ada Indikasi Dana Nonbujeter Bulog Diselewengkan

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juli 2003 09:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ada indikasi kuat dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 54,6 miliar telah dipergunakan tanpa melalui mekanisme dan prosedur yang ada. Dugaan penyimpangan dan penyelewengan dana tersebut dilakukan secara terencana serta sistematis dengan mengatasnamakan program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Tari Siwi Utami, anggota FPKB, mengungkapkan hal itu dalam rapat paripurna DPR dengan mata acara penjelasan pengusul hak angket terhadap kasus dana nonbujeter Bulog di Gedung DPR MPR Jakarta, , Senin (21/1). Sehubungan dengan Keppres Nomor 9190 Tahun 1998 tentang pembentukan gugus tugas peningkatan JPS, Tari mengungkapkan, kejanggalan politis terjadi ketika Kabulog menyerahkan dana sebesar Rp 40 miliar kepada Mensesneg dan Mensesneg tidak menyerahkannya kepada tim pengendali yakni Bappenas.”Tetapi justru kepada suatu yayasan yang tidak dikenal dan tidak terkenal,” kata Tari. Kejanggalan politik lainnya antara lain, Kabulog tidak menyerahkan dana tersebut secara keseluruhan tetapi memecahnya untuk beberapa kepentingan. “Selain itu, adanya keterangan dari para saksi yang berbeda-beda dalam kasus ini telah menimbulkan kebingungan bagi masyarakat,” kata Tari, salah seorang wakil pengusul ini. Keterangan yang disampaikan, menurut Tari, tidak ada kejujuran, kebenaran dan kesungguhan dalam pengungkapannya, bahkan ada kecenderungan melakukan kebohongan publik. Tari menekankan, penyelidikan yang akan dilakukan oleh DPR terhadap kasus ini merupakan proses politik dan bukan proses hukum. Hak penyelidikan atau hak angket dalam soal KKN, kata Tari, diperlukan oleh DPR ketika pemerintah yang sedang berjalan ternyata tidak berhasil atau tidak mampu mengungkapkan secara tuntas suatu kasus KKN dan tidak dapat menghukum para pelakunya karena rekanan politik. “Apakah kita membiarkan seluruh kasus KKN tersebut berlalu begitu saja. Apakah bangsa ini merelakan hukum dan keadilan terus dipermainkan oleh kekuasaan ?” ujar Tari di hadapan anggota dewan. Pada akhir penjelasannya, Tari menyampaikan, usul hak angket terhadap penyimpangan dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 54,6 miliar telah ditanda tangani oleh 59 anggota dewan yang terdiri dari empat fraksi. “Tujuan yang hendak dicapai adalah diperolehnya temuan-temuan mengenai data, fakta, peta masalah-masalah kejahatan korupsi yang selama ini tidak pernah terungkap ke publik secara transparan dan tidak pernah tuntas secara hukum,” kata Tari. Selain acara penjelasan pengusul, rapat paripurna DPR juga berisikan acara mendengarkan tanggapan fraksi-fraksi atas usul RUU Kedoktreran untuk menjadi hak insiatif. Acara lainnya, penjelasan pengusul mengenai RUU Keolahragaan telah diminta untuk diundur oleh komisi VI untuk diagendakan dalam rapat paripurna berikutnya. Untuk acara yang pertama dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoertino, sedang untuk acara yang kedua dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar. (Wuragil – Tempo News Room)

Berita terkait

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

8 menit lalu

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

Hanya beberapa hari bekerja jadwal shift malam dapat mempengaruhi perkembangan kondisi metabolik kronis dengan risiko diabetes dan obesitas.

Baca Selengkapnya

Haid Tak Halangi Perempuan untuk Mendaki, Ini Tips Jaga Kebersihan Menstruasi

13 menit lalu

Haid Tak Halangi Perempuan untuk Mendaki, Ini Tips Jaga Kebersihan Menstruasi

Bagi wanita yang hobi mendaki atau hiking, kondisi sedang menstruasi menjadi tantangan tersendiri. Ini tips mendaki saat haid menurut ahli.

Baca Selengkapnya

Ada Pemeliharaan Jalan di Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek,Masih Beroperasi Normal

25 menit lalu

Ada Pemeliharaan Jalan di Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek,Masih Beroperasi Normal

PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) melakukan pemeliharaan rutin di Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek untuk keamanan dan kenyamanan pengguna jalan

Baca Selengkapnya

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

25 menit lalu

Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Klaim Tak Ada Komunikasi yang Mandek dengan PDIP

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan tidak ada komunikasi yang macet antara Prabowo dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Indonesia AirAsia Melonjak jadi Rp 6,62 Triliun, Apa Saja Komponen Pendorongnya?

26 menit lalu

Pendapatan Indonesia AirAsia Melonjak jadi Rp 6,62 Triliun, Apa Saja Komponen Pendorongnya?

Direktur Utama Indonesia AirAsia Veranita Yosephine membeberkan komponen pendorong lonjakan pendapatan perusahaan pada tahun 2023.

Baca Selengkapnya

PAN Tetap Usung Zita Anjani untuk Pilkada Jakarta Meski Tersandung Polemik Starbucks

31 menit lalu

PAN Tetap Usung Zita Anjani untuk Pilkada Jakarta Meski Tersandung Polemik Starbucks

PAN tidak khawatir dengan elektabilitas Zita Anjani gara-gara polemik Starbucks.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi, Bobby Nasution Masuk Bursa Gerindra untuk Pilgub Sumut

38 menit lalu

Menantu Jokowi, Bobby Nasution Masuk Bursa Gerindra untuk Pilgub Sumut

Bobby Nasution mengaku sudah menyampaikan niatnya kepada sejumlah partai untuk maju sebagai calon gubernur.

Baca Selengkapnya

Enam Korban Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana Akan Dimakamkan di TPU 1 Parung Bingung

39 menit lalu

Enam Korban Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana Akan Dimakamkan di TPU 1 Parung Bingung

Enam korban tewas kecelakaan maut rombongan bus SMK Lingga Kencana Depok di Subang akan dimakamkan di TPU I Parung Bingung, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

40 menit lalu

Kenali Gejala Sindrom Kelelahan Kronis

Sindrom kelelahan kronis (CFS) adalah suatu kondisi di mana Anda terus-menerus merasa lelah, mengantuk, kurang termotivasi, dan kurang waspada.

Baca Selengkapnya

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

40 menit lalu

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

Seorang PRT di Thailand mendapat warisan puluhan miliar rupiah dari majikannya yang merupakan warga negara Prancis.

Baca Selengkapnya