Forum Muda Nahdliyin Yogya Harap PBNU Bisa Jaga Jarak dengan Politik Praktis
Reporter
Andita Rahma
Editor
Amirullah
Minggu, 24 Oktober 2021 19:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Forum Muda Nahdliyin Yogyakarta mengusulkan sejumlah hal menjelang regenerasi kepemimpinan Pengurus Besar Nahdatul Ulama 2022-2027. Regenerasi itu bakal berlangsung melalui Muktamar ke-34 PBNU di Lampung pada akhir Desember 2021 mendatang.
Koordinator Forum Muda Nahdliyin Yogyakarta Nurul Huda SA menyarankan agar PBNU melakukan regenerasi dan tashlih yang cukup mendasar untuk kepemimpinan NU mendatang.
"Misalnya, dengan memberi tempat kepada generasi-generasi muda NU yang potensial; memperhatikan santri dan alumni pesantren untuk berkiprah di tengah era disrupsi, juga memperhatikan pendidikan yang dikelola oleh NU," ujar Nurul Huda melalui keterangan tertulis pada Ahad, 24 Oktober 2021.
Kemudian, dalam proses pemilihan Rais Am, agar tetap menggunakan AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi) dan pemilihan Ketua Tanfidziyah dengan tetap menggunakan sistem pemilihan langsung oleh peserta Muktamar.
Selanjutnya, menurut Nurul Huda, kepemimpinan NU harus bisa menjaga jarak dengan politik praktis, tapi tidak meninggalkan hubungan penting dengan kepemimpinan nasional untuk menjaga keutuhan bangsa, perdamaian manusia, pendidikan yang humanis, dan memperjuangkan kepentingan rakyat dalam kebijakan-kebijakan nasional.
"Kepemimpinan NU hendaknya terlibat aktif dalam proses penyelesaian sengketa atau konflik yang secara langsung atau tidak langsung melibatkan warga NU dengan pihak-pihak tertentu, seperti korporasi, sebagaimana yang sering terjadi," kata Nurul Huda.
Selain itu, Forum Muda Nahdliyin Yogyakarta juga mengusulkan nama-nama yang potensial untuk dipertimbangkan masuk ke dalam struktur atau Ketua Tanfidziyah maupun Rais Am PBNU.