Peneliti LIPI Berharap Pemilu 2024 Tidak Diwarnai Isu SARA
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Sabtu, 16 Oktober 2021 00:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro berharap pemilu 2024 tidak diwarnai oleh isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
SARA bagi calon pemimpin di Indonesia, menurut Siti, seharusnya sudah tidak lagi dijadikan perbincangan. Ia mengatakan pola pikir semacam itu sudah tidak relevan berdasarkan sejarah.
"Karena kita sudah pernah ada Pak Habibie meski tidak melalui pemilu sebagai presiden, berarti kan orang (berasal dari suku) non-Jawa juga oke," ujar Siti dalam diskusi daring pada Jumat, 15 Oktober 2021.
Siti menyatakan isu-isu SARA dan politik identitas yang terjadi terkadang juga dimanfaatkan oleh pihak peserta pemilu. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bagaimana para pelaku politik dinilai tidak mampu mengelola isu-isu keberagaman masyarakat.
"Yang terjadi justru di era demokrasi, (unsur-unsur etnis) dipolitisasi, (baik) politisasi identitas, SARA, pokoknya (demi tujuan) menang (pemilu). Itu kekejian tersendiri menurut saya, sehingga terjadilah (kondisi) kita seperti ini, ada distrust," ujar Siti.
Menanggapi itu, ia berharap pada pemilu 2024 masyarakat Indonesia tidak lagi membeda-bedakan calon pemimpin (baik presiden maupun wakil rakyat) berdasarkan SARA, namun dibedakan dari kemampuan seorang calon pemimpin.
Baca juga: Perludem Sebut Banyak Anomali Menjelang Pemilu 2024
AQSHAL RAIHAN BUDIPUTRA