Epidemiolog Setuju Kekebalan Antibodi Mulai Terbentuk di Indonesia, Tapi...

Selasa, 12 Oktober 2021 14:53 WIB

Pedagang makanan kaki lima kembali berjualan di Pasar Tanah Abang, di masa perpanjangan PPKM Level 4 di Jakarta, Rabu, 18 Agustus 2021. Status PPKM Level 4 di Jakarta diperpanjang untuk kelima kalinya, untuk mencegah penambahan kasus baru virus corona. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman setuju dengan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut kasus Covid-19 di Indonesia menurun, karena semakin banyak masyarakat yang sudah memiliki kekebalan antibodi.

"Itu memang betul, hal paling utama yang menjawab situasi saat ini adalah kekebalan yang sudah dimiliki oleh masyarakat Indonesia itu cukup besar. Kekebalan ini adalah kombinasi dari kekebalan alami akibat sudah terinfeksi Covid-19 dan kekebalan akibat vaksinasi," ujar Dicky saat dihubungi Tempo, Selasa, 12 Oktober 2021.

Merujuk data teranyar yang dirilis The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), pusat penelitian kesehatan global independen di Universitas Washington itu memproyeksikan Covid-19 telah menjangkiti setidaknya 29 persen penduduk Indonesia hingga 27 September 2021. "Dari data itu, berarti sudah hampir mendekati 80 juta orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19," ujar Dicky.

Angka tersebut jauh dari jumlah kasus Covid-19 yang ditemukan atau dilaporkan pemerintah yakni sebanyak 4.228.552 kasus per 11 Oktober 2021. Hasil kajian IHME tersebut, ujar Dicky, menunjukkan bahwa testing dan tracing di Indonesia masih sangat kurang sehingga kemungkinan banyak sekali kasus yang tidak terdeteksi.

Oleh karena itu, Dicky mengingatkan agar penurunan kasus ini tidak membuat semua pihak lengah. "Ingat, kondisi kita ini belum sustain, karena ada potensi varian baru dan juga ada potensi penurunan dari imunitas, mungkin bisa 9 bulan atau 6 bulan. Detailnya tentu perlu studi lebih lanjut," ujar dia.

Untuk itu, Dicky meminta pemerintah terus menggenjot vaksinasi, meningkatkan 3T (testing, tracing, dan treatment), dan menguatkan gerakan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi).

Menurutnya, kondisi Covid-19 belum bisa dikatakan terkendali karena tingkat kematian Covid-19 atau case fatality rate (CFR) Indonesia masih lebih tinggi dari angka global, kemudian Indonesia juga masih mengalami tahap community transmission atau mayoritas kasus itu tidak diketahui asal penularannya, dan capaian vaksinasi juga belum di atas 50 persen (untuk dua dosis).

"Nah, ini yang harus disadari, sehingga potensi kita mengalami gelombang ketiga masih besar jika tidak hati-hati. Walaupun, sekali lagi, potensi ini tidak akan terlihat secara nyata di laporan pemerintah, karena kapasitas testing dan tracing kita belum sesuai untuk merespon situasi pandemi," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penularan virus Corona semakin berkurang karena semakin banyak pula masyarakat yang sudah memiliki kekebalan antibodi. Dalam dua hari terakhir ini misalnya, kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah berada di bawah angka 1.000 kasus.

"Melihat bahwa kasus di Indonesia turun dengan drastis, salah satu penjelasan ilmiahnya adalah karena banyak rakyat Indonesia yang sudah memiliki kekebalan, baik itu dari vaksin atau pun alamiah karena sembuh dari sakit," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers daring.

Baca juga: 7 Tips Tingkatkan Imunitas Tubuh Agar Tak Terinfeksi Covid-19 Lagi

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

45 menit lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

23 hari lalu

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

Menkes mengatakan tiga masalah kesehatan berikut bisa muncul ketika pemudik terlalu memaksakan diri sehingga membahayakan keselamatan.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

24 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

30 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

30 hari lalu

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

Pemerintah membeberkan awal mula Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bumi Serpong Damai (BSD) masuk ke daftar PSN.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

31 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

33 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penderita Flu Singapura Capai 5.461 Orang, Menkes Imbau Masyarakat Jaga Daya Tahan Tubuh

34 hari lalu

Jumlah Penderita Flu Singapura Capai 5.461 Orang, Menkes Imbau Masyarakat Jaga Daya Tahan Tubuh

Menkes mengingatkan masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh.

Baca Selengkapnya