Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono memberikan keterangan pers terkait bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar di Gedung Divhumas Mabes Polri, Jakarta, Ahad, 28 Maret 2021. Argo Yuwono mengatakan terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar berjumlah dua orang yang berboncengan dengan sepeda motor. TEMPO/M Taufan Rengganis
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Reserse Kriminal Umum Polri mengirim tim asistensi untuk mendampingi penanganan kasus pemerkosaan anak di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Tim itu akan membantu Polres Luwu Timur dan Polda Sulawesi Selatan untuk menangani kasus ini.
"Hari ini tim asistensi Wasidik Bareskrim yang dipimpin seorang Kombes dan tim berangkat ke Polda Sulsel," kata Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono dalam keterangannya, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Argo mengatakan tim asistensi akan bekerja profesional. Bila menemukan bukti baru, kata dia, polisi akan membuka kembali penyelidikan kasus ini.
Kasus pemerkosaan di Luwu Timur, sebelumnya menjadi perbincangan di media sosial setelah tim dari Project Multatuli menurunkan berita tentang perkosaan itu. Korban perkosaan diduga adalah tiga anak. Adapun pelakunya diduga mantan suami ibu korban yang bekerja sebagai aparatur sipil negara.
Ibu korban membuat laporan ke Polres Luwu Timur pada Oktober 2019. Penyidik di Polres Luwu Timur pun melakukan rangkaian penyelidikan berdasarkan laporan tersebut. Namun dalam perjalanannya, Polres Luwu Timur malah menghentikan penyelidikan kasus pemerkosaan karena disebut kurang bukti.