Pendiri Drone Emprit Nilai Fenomena Buzzer Sudah Jadi Profesi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 1 Oktober 2021 00:05 WIB

Ilustrasi buzzer. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mengatakan fenomena pendengung atau buzzer kini telah berubah menjadi profesi. Para buzzer, menurut dia, sebagian besar adalah otomatisasi dari algoritma.

Buzzer ini yang disebut sebagai cyber troops,” kata Fahmi dalam webinar yang diadakan oleh Lembaga Hikmah Kebijakan Publik (LHKP) Muhammadiyah pada Kamis, 30 September 2021.

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan mengenai computational propaganda, yaitu bot, algoritma, atau otomatisasi. Bot tersebut digunakan untuk memanipulasi opini publik melalui media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube.

“Ini yang disebut bot-nya. Bot ini banyak dipakai oleh aktor-aktor politik,” katanya.

Selain itu, Fahmi juga menerangkan soal cyber troops. Pada umumnya pendengung jenis ini dimiliki oleh pemerintahan, militer, partai politik hingga industri. Ia menjelaskan mereka memiliki struktur. “Di dalamnya ada influencer/buzzer dan tim-tim fans untuk amplifikasi followersnya,” jelas Fahmi.

Advertising
Advertising

Fahmi menegaskan bahaya buzzer tidak hanya memanipulasi opini publik, tetapi juga terdapat pola yang dilakukan untuk melawan pihak lain. Salah satu caranya ialah dengan melalui trolling (pelecehan), kampanye hitam, dan mempolarisasi masyarakat di dunia maya.

Dalam konteks politik di Indonesia, buzzer telah banyak digunakan oleh politisi. Menurut Fahmi hal ini mengkhawatirkan kelangsungan demokrasi di Indonesia. Lebih lanjut, Fahmi mengatakan bahwa buzzer bekerja secara bersembunyi. “Sembunyi di balik nama, sembunyi di balik pola,” katanya.

Ia menyarankan untuk banyak melakukan riset dan mengekspos hasilnya, terutama secara real time. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi publik tentang manipulasi opini yang sedang dimainkan buzzer.

“Kita tunjukkan ke publik bahwa mereka lagi diserang oleh buzzer tertentu. Kita kasih tau bahwa berita ini hoaks, dan sebagainya,” tambah Fahmi.

Sedangkan Sekretaris Lembaga Hikmah Kebijakan Publik (LHKP) Muhammadiyah, Abdul Rohim Ghazali menyatakan keberadaan buzzer sangat mengkhawatirkan persatuan masyarakat Indonesia yang beragam.

Ia menilai fenomena buzzer tumbuh subur, terutama ketika menyangkut proses politik seperti pemilu. Ghazali bahkan mengatakan buzzer tersebut bukan hanya bekerja secara sukarela, tetapi ada juga organisasi yang mengatur secara profesional. “Banyak juga buzzer yang menjadi jasa profesional,” kata dia.

Baca juga: Mahfud MD: Buzzer itu Hama, tapi Konsekuensi Demokrasi

SRI RAHMAWATI | MAGANG

Berita terkait

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

2 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sumbang Pemain Judi Online Terbanyak, Sosiolog Unair: Faktor Salah Gaul

3 hari lalu

Indonesia Sumbang Pemain Judi Online Terbanyak, Sosiolog Unair: Faktor Salah Gaul

Dosen sosiologi Unair menyebut candu judi online di Indonesia dipicu berbagai faktor, salah satunya pergaulan negatif.

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

4 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

5 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

5 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

7 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya