Satgas Ingatkan Pentingnya Kewaspadaan Mencegah Gelombang Ketiga Covid-19

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Amirullah

Rabu, 22 September 2021 09:02 WIB

Petugas medis Puskesmas Kecamatan Bekasi Jaya menyuntikkan dosis pertama Vaksin Covid-19 Pfizer pada warga di Kawasan Pertokoan Proyek, Kota Bekasi, Senin, 13 September 2021. Vaksinasi ini diselenggarakan secara jemput bola. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebut Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan guna mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19, sebagaimana terjadi di berbagai negara. Ia mengingatkan pentingnya belajar dari pengalaman sebelumnya ihwal pola kenaikan kasus Indonesia yang lebih lambat dari kenaikan kasus dunia.

"Pada pola second wave di mana terdapat jeda tiga bulan, perlu kita antisipasi mengingat dalam tiga bulan ke depan ini kita akan memasuki periode libur Natal dan tahun baru 2022," ujar Wiku dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 September 2021.

Indonesia telah mengalami dua kali lonjakan kasus Covid-19 pada Januari dan Juli 2021. Wiku menyebut, lonjakan tersebut lebih disebabkan faktor internal dan bukan karena naiknya kasus global atau pun datang dari negara-negara lain.

Beberapa faktor internal yang dimaksud adalah meningkatnya mobilitas dalam negeri. Juga, aktivitas sosial masyarakat yang terjadi bersamaan dengan periode mudik Idul Fitri dan sikap abai masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Lonjakan pertama pada Januari 2021 disebut merupakan dampak libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang bersamaan lonjakan pertama dunia. Namun, untuk lonjakan kedua, dunia mengalaminya lebih cepat yaitu pada April 2021. Sementara, Indonesia saat itu sedang mengalami titik terendah kasus mingguan. Sebaliknya saat Indonesia kasusnya meningkat, dunia kasusnya menurun. Selanjutnya, kasus dunia meningkat lagi hingga mencapai lonjakan ketiga, sementara kasus di Indonesia sedang melandai.

Advertising
Advertising

Wiku menyebut, saat ini kasus positif harian menyentuh angka 1.000 kasus dan kasus aktif turun hingga 1 persen. Diikuti, meningkatnya persentase kesembuhan melebihi 95 persen. Perbaikan juga terlihat pada angka positivity rate sebesar 2,48 persen.

"Namun, penting untuk dipahami bahwa adanya perbaikan utamanya pada kasus aktif mencapai 1 persen ini bukan untuk menjadi lengah. Karena jika berkaca pada beberapa negara lain yang sempat mengalami kasus aktif di bawah 1 persen ternyata tetap mengalami lonjakan kasus baru-baru ini," ujarnya.

Seperti Australia yang kasus aktifnya 0,26 persen pada 24 Mei, kembali meningkat hingga 30 ribu kasus aktif per 9 September. Hal serupa juga di Selandia Baru dengan kasus aktif 0,6 persen per 1 Juni, lalu kembali naik pada September mencapai 750 kasus aktif.

Untuk itu, ujar Wiku, Indonesia harus semakin berhati-hati. Mobilitas penduduk dan masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan dinilai menjadi penyumbang terbesar terjadinya lonjakan kasus.

"Apapun varian mutasi virus yang ada, upaya terbaik melanggengkan tren penurunan kasus selama mungkin adalah dengan mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya