Indonesia Pernah Punya Presiden Bernama Mr Assaat Gelar Datuk Mudo, Siapa Dia?

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 18 September 2021 14:14 WIB

Mr. Assaat gelar Datuk Mudo adalah seorang politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 18 September, tepat 117 tahun yang lalu, merupakan hari kelahiran dari Mr Assaat. Tak banyak yang tahu, ia merupakan mantan Presiden RI yang menjabat selama kurun dua tahun, 1949 hingga 1950.

Nama Mr Assaat memang tidak tercatat secara resmi dalam sejarah sebagai presiden RI. Namun, tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali oleh Belanda karena kondisi kekosongan pemerintahan steleah Agresi Militer Belanda II, dan ditangkannya Bung Karno dan Bung Hatta.

Melansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Mr Assaat lahir di Agam Dalam, Sumatera Barat. Ia sempat menempuh pendidikan dokter di STOVIA namun memutuskan untuk keluar karena merasa tidak cocok.

Assaat lalu melanjutkan pendidikan ke AMS yang kini setara dengan SMA. Dari AMS, Assaat masuk ke sekolah hukum di Rechts Hoge School (RHS).

Selama menempuh pendidikan di RHS, Assaat aktif sebagai anggota organisasi pergerakan pemuda. Setelah Belanda mengetahuinya, pihak sekolah tidak pernah meluluskan Assaat walaupun dirinya telah mengikuti ujian akhir kelulusan berulang kali.

Advertising
Advertising

Merasa kesal, Assat memutuskan berhenti dari RHS dan melanjutkan studi hukum ke Universitas Leiden di Belanda. Di sana, ia akhirnya mendapat gelar Mr. (Meester in de Rechten) atau Sarjana Hukum.

Dalam buku Jernih Melihat Cermat Mencatat karya Marthias Dusky Pandoe, diceritakan bahwa sekembalinya Assaat ke Indonesia, ia menjadi seorang advokat. Ia juga aktif dalam organisasi pergerakan Jong Sumatranen Bond dan Perhimpoenan Indonesia Moeda.

Pada 1945, Assaat bergabung sebagai anggota Komisi Nasional Pusat Indonesia (KNIP). Organisasi tersebut merupakan cikal bakal dari DPR RI di masa sekarang. Dua tahun setelahnya, ia diangkat sebagai Ketua Badan Pekerja (BP) KNIP.

Ketika Belanda melakukan Agresi Militer II pada 1948, beberapa pemimpin RI seperti Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Haji Agus Salim, dan beberapa menteri kabinet lain ditangkap. Kekuasaan pemerintahan lalu dialihkan ke Sumatera Barat di bawah pimpinan Syafruddin Prawiranegara.

Untuk mengakhiri perselisihan Indonesia dan Belanda, maka diadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada Agustus 1949. Salah satu hasil dari perjanjian KMB adalah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia Serikat (RIS).

RIS adalah taktik Belanda untuk memecah belah Indonesia. Namun, RIS juga dijadikan taktik para pemimpin RI agar Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara penuh.

Perubahan bentuk negara menjadi RIS membuat Indonesia terbagi menjadi 16 negara bagian. Salah satu negara bagian tersebut adalah Negara Republik Indonesia yang memiliki wilayah di Yogyakarta.

Selain itu, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditunjuk sebagai Presiden dan Perdana Menteri dari RIS sehingga terjadi kekososongan pimpinan untuk pemerintahan Republik Indonesia.

Menurut konstitusi yang ada, jika Presiden dan Wakil Presiden berhalangan dalam memimpin, maka semua tanggung jawab dipegang oleh Ketua BP KNIP. Oleh karena itu, Mr Assaat akhirnya ditunjuk sebagai pemangku jabatan pelaksana Presiden Negara Republik Indonesia.

Selama menjadi acting Presiden, Mr. Assaat bergelar datuk mudo ini hidup secara sederhana dan tidak pernah mau dipanggil dengan sebutan ‘Yang Mulia Paduka’. Ia juga berjasa dalam menandatangani pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pengembalian jabatan presiden RI dari Assaat kepada Sukarno terjadi pada 15 Agustus 1950. Setelahnya, Assaat sempat menduduki jabatan Anggota Parlemen dan Menteri Dalam Negeri Kabinet Natsir.

Mr Assaat saat di Sumatra Barat pernah bergabung dengan PRRI. Pemerintah Pusat menyerang PRRI, hingga mmebuat Assat pun hidupmdari hutan ke hutan. Di antara hutan Sumatra Barat dan Sumatra Utara, Assaat kerap sakit. Ia kemudian ditangkap, dalam keadaan fisik lemah dan menjalani hidup di dalam penjara di era Demokrasi Terpimpin Presiden Sukarno selama 4 tahun (1962-1966). Ia keluar dari tahanan di Jakarta, setelah munculnya rezim berganti, Orde Baru.

Pada 16 Juni 1976, Acting Presiden RI Mr Assaatt meninggal di rumahnya yang sederhana di Warung Jati, Jakarta Selatan dalam usia 72 tahun. Tak banyak yang tahu, anak Agam Dalam ini pernah memangku jabatan Presiden RI.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca: Elegi Assaat

Berita terkait

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

6 jam lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

13 jam lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

15 jam lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

1 hari lalu

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) siap pecahkan rekor MURI minum 11.690 susu oleh mahasiswa pada peringatan hari susu sedunia.

Baca Selengkapnya

UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

1 hari lalu

UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

UKT bagi mahasiswa Kedokteran dikenal paling mahal di antara jurusan lain. Ternyata hal ini bergantung pada kebutuhan terhadap alat praktik, lokasi kampus, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

1 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

1 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya