Eks Direktur WHO Jelaskan 5 Langkah Antisipasi dari Corona Varian Mu

Reporter

Dewi Nurita

Senin, 13 September 2021 18:11 WIB

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan bahwa ada potensi virus corona varian Mu menjadi variant of concern.

WHO sebelumnya memasukkan varian Mu dalam kelompok variant of interest (VoI) sejak 30 Agustus 2021. Kalau bukti-bukti ilmiahnya sudah lebih jelas, ujar Tjandra, maka mungkin saja varian baru ini naik kelas menjadi variant of concern (VOC).

"Varian Delta yang sekarang menjadi salah satu varian dominan di banyak negara, termasuk Indonesia, juga awalnya dikategorikan sebagai VoI dan kemudian masuk dalam kelompok VoC dengan berbagai masalahnya hingga kini," ujar Tjandra lewat keterangannya, Senin, 13 September 2021.

Adapun VoI merupakan jenis varian yang masih diduga dapat menyebabkan reaksi yang lebih parah ketimbang virus corona pada umumnya. Sementara VoC adalah varian yang tidak lagi diduga, tetapi sudah terbukti menyebabkan peningkatan penularan dan keparahan penyakit. Varian ini menyebabkan lebih banyak kasus rawat inap dan kematian.

Selain potensi VoC dan VoI, Tjandra juga mengingatkan bahwa WHO belakangan mengidentifikasi varian-varian lain yang bukti ilmiahnya masih sangat awal dan perlu pengamatan lebih lanjut. Hal itu disebut sebagai currently designated Alert for Further Monitoring, dimana salah satunya adalah varian yang bermula dari Indonesia, yaitu B.1.466.2. Sampel ini mulai didokumentasikan pada November 2020 serta mulai dimasukkan sebagai Alert for Further Monitoring pada 28 April 2021.

Untuk mengantisipasi varian Mu atau varian baru lain yang mungkin datang, ujar Tjandra, ada lima langkah yang harus dilakukan. Pertama, pemerintah harus meningkatkan jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) di Indonesia. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi berbagai jenis varian baru di Indonesia.

Data sampai 11 September 2021 di GISAID, organisasi nirlaba yang mengumpulkan semua sekuensing virus Corona di dunia, menyebutkan bahwa sekuens yang dikirim dari Indonesia berjumlah 6.035 genome. Jumlah ini masih jauh dibandingkan sejumlah negara tetangga.

Tjandra membandingkan dengan Singapura misalnya, yang sudah mengirim 6.807 genome, padahal jumlah penduduknya jauh lebih sedikit. "India bahkan sudah memeriksa dan memasukkan 46.375 genome, hampir delapan kali lebih banyak dari kita," ujar Tjandra.

Di samping meningkatkan pemeriksaan WGS, ujar dia, pembatasan sosial juga harus terus dilakukan serta testing dan tracing harus terus ditingkatkan. Setidaknya, ujar Tjandra, 400 ribu tes sehari dan penelusuran kontak 15 orang dari setiap kasus positif.

"Sayangnya sampai sekarang target itu belum tercapai. Semakin banyak kasus positif terdeteksi, semakin mudah mendeteksi kalau-kalau sudah ada penularan akibat varian Mu atau varian baru lainnya," ujar dia.

Upaya lainnya untuk mengantisipasi varian baru Covid-19 dengan terus meningkatkan cakupan vaksinasi. Data sampai 11 September 2021 menunjukkan baru 19,94 persen cakupan vaksinasi yang lengkap sampai dosis ke dua, dengan 41.534.340 dosis. Dari jumlah itu, baru 18,61 persen penduduk lanjut usia yang dapat vaksin Covid-19 lengkap.

"Artinya masih lebih dari 80 persen Lansia kita belum mendapat proteksi memadai, padahal Lansia adalah kelompok dengan risiko tinggi tertular serta penyakitnya menjadi berat dan bahkan kematian," ujar Tjandra.

Terakhir, ujar dia, harus ada pengetatan terhadap orang yang baru datang dari luar negeri. "Kalau ada warga datang dari luar negeri, apalagi dari negara yang sudah melaporkan ada varian Mu, maka mereka harus dilakukan karantina setidaknya satu atau dua kali masa inkubasi," kata Yoga. "Dan terus diawasi beberapa minggu sesudah selesai karantina. Kalau perlu dilakukan pemeriksaan WGS juga."

Baca juga: Epidemiolog Sebut Cara Mencegah Penyebaran Covid-19 Varian Mu

DEWI NURITA

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

21 jam lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

8 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

15 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

18 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

19 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

20 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

23 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

33 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

33 hari lalu

Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tak buka puasa dengan merokok. Apa saja efek buruknya?

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

38 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya