Sempat Keluar dari Koalisi Jokowi, PAN Bantah Telah Berkhianat

Sabtu, 11 September 2021 14:03 WIB

Anggota MPR dari Fraksi PAN Viva Yoga Mauladi bersama anggota MPR dari Fraksi PDIP Aria Bima dan Direktur Para Syndicate, Ari Nurcahyo dalam diskusi Empat Pilar MPR dengan tema "Mengawal Legitimasi DPT Pemilu 2019," di Media Center, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/3/2019).

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mauladi mengatakan banyak tafsir yang muncul sejak partainya kembali bergabung di barisan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, menurut Viva Yoga, sejak 1999 PAN memang selalu menjadi koalisi pemerintah.

Viva mengatakan, PAN bergabung ke kabinet sejak era Presiden B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hanya saja, PAN tak sampai akhir bergabung di periode pertama Jokowi.

"Kemudian masalahnya menjelang Pilpres 2019 PAN yang berada di koalisi mengajukan cuti izin karena ada perbedaan pilihan pasangan capres-cawapres," kata Viva Yoga dalam diskusi daring yang digelar ILUNI UI, Sabtu, 11 September 2021.

PAN ikut mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Kader PAN yang duduk di kabinet Jokowi, Asman Abnur, lantas mengundurkan diri dari posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Menurut Viva Yoga, mundurnya PAN dari koalisi pemerintah kala itu bukan bentuk berkhianat.

"Jadi sebenarnya proses untuk mundur dari kabinet itu bukan karena khianat," ujarnya.

Advertising
Advertising

Viva Yoga mengatakan sebenarnya sangat mudah membaca pergerakan PAN, yakni menganut amar maruf nahi munkar. "Jadi bukan soal khianat tapi untuk menjaga moral politik karena berbeda pilihan," kata dia.

Namun, Viva melanjutkan, proses tersebut kini telah selesai. Pascapilpres 2019, kata dia, Presiden Jokowi menerapkan strategi politik akomodasi dengan mengajak pasangan calon yang kalah untuk masuk ke kabinet.

Ia menganggap hal tersebut merupakan budaya politik khas Indonesia yang berbeda dari negara lain. Menurut dia, pasangan yang menang bukan mengambil semua keuntungan dan yang kalah merugi, tapi semuanya bisa bergabung dalam koalisi pemerintahan.

"Bukan the winner takes all atau zero sum game, tapi ini bagian dari budaya politik yang harus menjadi bagian dari budaya kita, politik gotong royong," ucap Viva Yoga.

PAN kembali bergabung dengan koalisi pemerintah setelah turut dalam pertemuan Presiden Jokowi dan pimpinan partai pendukungnya pada Rabu, 25 Agustus lalu. Partai berlambang matahari terbit ini juga disebut-sebut akan mendapat jatah di kabinet.

Adapun di sisi lain, politik akomodasi ala Jokowi kerap dikritik berbagai kelompok sipil, pegiat demokrasi, dan pengamat politik. Konsolidasi kekuasaan dan koalisi gemuk itu dikhawatirkan mengikis checks and balances, serta berbahaya bagi demokrasi.

"Dampaknya demokrasi di Indonesia semakin tidak berkualitas dan makin berbahaya karena makin bertambahnya pendukung, rusaknya demokrasi," ujar sosiolog Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun, saat menanggapi makin gemuknya koalisi Jokowi dengan bergabungnya Partai Amanat Nasional.

Baca juga: PAN Usul Amandemen UUD 1945 Ditunda karena Masih Pandemi Covid-19


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

2 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

3 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

3 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

3 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

Juru bicara Prabowo mengatakan ide presidential club Prabowo ditujukan untuk menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

4 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

5 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

6 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

6 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

6 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

7 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya