Suara Mahasiswa: Apakah Setuju dengan Pembelajaran Tatap Muka?

Reporter

Tempo.co

Kamis, 2 September 2021 08:15 WIB

Guru mengajar muridnya di ruang kelas di SMK Negeri 7 Surabaya, Jawa Timur, Senin, 30 Agustus 2021. Pemprov Jawa Timur memulai pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di 2.536 SMA/SMK dan SLB di 20 kabupaten/kota di Jawa Timur yang telah menerapkan PPKM Level 2 dan 3, sedangkan di wilayah PPKM level 4 kegiatan PTM secara terbatas belum digelar. ANTARA/Didik Suhartono

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 30 Agustus 2021, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai digelar pada wilayah PPKM Level 1-3, salah satunya di DKI Jakarta. Kebijakan ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri dengan disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Kesehatan. Keputusan ini menyatakan sekolah tatap muka dapat dilaksanakan jika seluruh tenaga pendidik dan kependidikan telah divaksin. Lalu bagaimana pendapat mahasiswa mengenai sekolah tatap muka bagi siswa Sekolah Dasar (SD) hingga mahasiswa?

“Sulit untuk menentukan setuju atau tidak,” kata Mustika Vania Sulistyan, mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Jika sekolah mengadakan PTM, ia berpendapat bahwa diperlukan pengawasan yang ketat dan evaluasi yang berkala. Namun ia melihat bahwa PTM cenderung lebih efektif dibandingkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini karena melihat kesiapan Indonesia dalam pelaksanaan PJJ yang masih dalam tahap proses pengembangan, sedangkan PTM yang sudah mampu dilaksanakan.

Sedikit berbeda dengan Mustika, Nafarel Puspa Mulia, mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY, setuju dengan adanya keputusan ini. Ia melihat bahwa keputusan PTM bagi sekolah di wilayah PPKM level 1-3 berarti sudah ada indikator bagi suatu wilayah dianggap aman untuk melakukan interaksi. Selain itu, Nafarel melihat bahwa pelaksanaan PJJ tidak efektif karena kendala yang dialami oleh siswa dan mahasiswa. “Banyak anak di rumah terkendala sinyal, kuota, hingga kondisi rumah yang kurang kondusif,” kata Nafarel.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi ini pun mengatakan, pelaksanaan PJJ cukup berpengaruh pada kualitas peserta didik. Ia mengatakan bahwa banyak guru yang harus berupaya memberikan nilai yang baik karena siswa tidak boleh tinggal kelas selama PJJ ini. “Padahal masih ada siswa yang tidak mengumpulkan tugas dan mengikuti kelas virtual,” katanya.

Nafarel menambahkan bahwa PTM harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan penggalakan vaksin bagi siswa yang sudah bisa menerima vaksin. Selaras dengan Nafarel, Muhammad Khalid, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM), menyatakan bahwa diperlukan percepatan vaksin. “Meskipun vaksin diutamakan bagi tenaga pengajar, namun proses vaksinasi bagi pelajar juga harus ditingkatkan,” kata Khalid.

Advertising
Advertising

Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional itu mendukung dengan diadakannya sekolah tatap muka dengan mempertimbangkan protokol kesehatan dan pemantauan wilayah PPKM. Ia mengatakan bahwa PJJ tidak efektif dan berdampak pada perbedaan pelaksanaan pembelajaran di setiap daerah. Apalagi masih terdapat ketimpangan akses dan teknologi di setiap daerah.

Sejalan dengan pendapat Khalid, Intan Septiani, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), setuju dengan adanya keputusan pembelajaran tatap muka. Ia beralasan bahwa PJJ tidak efektif apalagi bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Namun, ia melihat jika orang tua tidak memberikan izin untuk anak mereka mengikuti PTM, maka ini akan menjadi tantangan bagi para guru. “Guru harus mampu mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dan sekolah jarak jauh” kata Intan.

JACINDA NUURUN ADDUNYAA

Baca: Perhimpunan Guru Kritik Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Berita terkait

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

2 jam lalu

Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

Cerita Heni Ardianto, lulusan prodi Magister Sains Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 3,72 asal Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

3 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

7 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

8 jam lalu

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

Viralnya kasus dugaan penerima KIP Kuliah bergaya hedon, Kemendikbudristek akan mengambil langkah.

Baca Selengkapnya

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

18 jam lalu

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

Sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah menjadi perbincangan karena menampilkan gaya hidup mewah.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

1 hari lalu

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya