Diduga Otak dan Danai Kegiatan KKB, Polda Papua Tangkap Kepala Distrik Wusama

Reporter

Andita Rahma

Rabu, 1 September 2021 11:35 WIB

Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal (kiri) dan Komisioner KPU Papua Zufri Abubakar (kanan) saat dialog interaktif di RRI Nusantara V Jayapura, Kota Jayapura, Papua, Kamis 10 September 2020. ANTARA /HO-Humas Polda Papua

TEMPO.CO, Jakarta - Polda Papua menangkap empat orang yang diduga terlibat kelompok kriminal bersenjata (KKB). Mereka adalah HH (20), EB (38), YB (28), dan YH (33) yang seluruhnya merupakan warga Kali Biru, Kota Dekai, Yahukimo.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, penangkapan berawal ketika tim penyidik mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada sebuah kendaraan roda empat yang sering bolak-balik dari Dekai menuju kali Brazza, di mana lokasi itu adalah tempat kejadian pembunuhan dua karyawan PT Indo Papua.

"Mendapatkan informasi tersebut kemudian personel melacak kendaraan tersebut. Ketika tengah melacak, kendaraan tersebut justru pas melintas di depan Mapolres Yahukimo dan kemudian langsung digiring masuk ke dalam," ujar Kamal melalui keterangan tertulis pada Rabu, 1 September 2021.

Saat diamankan, ada seorang pria berinisial HH yang merupakan supir kendaraan tersebut. Penyidik kemudian memeriksanya dan mendapati informasi jika ada belasan orang yang diduga terkait dengan kelompok bersenjata sedang berada di rumah Kepala Distrik Wusama berinisial EB.

Personel kemudian bergegas menuju kediaman tersebut, dan melakukan penangkapan. Keempatnya pun kini sudah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Mapolres Yahukimo.

Advertising
Advertising

Menurut polisi, peran empat pelaku yakni EB selaku Kepala Distrik Wusama sebagai otak dan penyandang dana untuk aktifitas kelompok bersenjata. Kemudian HH, sopir yang bertugas mengantar segala keperluan kelompok bersenjata.

"Lalu Y, keponakan EB, berperan untuk menyiapkan keperluan logistik KKB. Sementara YH merupakan anggota KKB yang kerap ikut langsung dalam berbagai aksi, termasuk pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bingky Distrik Seradala pada 29 Juni 2021 dan pembunuhan dua pekerja PT Indo Papua di Jembatan Kali Brazza pada 22 Agustus 2021," kata Kamal.

Adapun barang bukti yang disita dari penangkapan berupa 106 buah anak panah, 20 buah busur panah, 31 buah mata panah, sembilan buah parang, satu buah pisau, satu buah senapan angin, 26 buah ponsel, satu buah kamera digital, dua buah radio, 13 buah dompet, 14 buah laptop.

Lalu ada empat buah tas ransel, satu buah nokem, dua buah tas samping, empat pasang celana, satu pasang baju, sembilan buah gelang, dan satu buah kalung.

ANDITA RAHMA

Baca: KKB Diduga Bunuh Dua Pekerja Pembangunan Jembatan di Yahukimo

Berita terkait

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

6 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya