IDI Sebut 86 Persen Penduduk Harus Divaksinasi Demi Capai Herd Immunity

Rabu, 25 Agustus 2021 18:36 WIB

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19. TEMPO/Hilman Fathurrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menyarankan pemerintah untuk memvaksinasi 86 persen penduduk agar tercapai kekebalan komunitas alias herd immunity. Usulan ini disampaikan Slamet menimbang efikasi Sinovac, vaksin yang banyak digunakan di Indonesia, tak lebih dari 70 persen.

"Kita vaksin Sinovac adalah 70 persen, artinya 86 persen jumlah penduduk harus dilakukan vaksinasi," kata Slamet dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 25 Agustus 2021.

Slamet mulanya menjelaskan syarat tercapainya kekebalan komunitas dengan vaksin Covid-19. Ia mengatakan, terjadinya herd immunity dipengaruhi oleh efikasi vaksin dan jumlah penduduk yang sudah divaksin secara lengkap.

"Dua hal ini menentukan terjadinya herd immunity," ujar Slamet.

Slamet merujuk jurnal terbitan Australia yang menyatakan perlunya analisis mendalam dalam menentukan jumlah penduduk yang divaksin. Semakin rendah efikasi vaksin, jumlah penduduk yang divaksinasi harus semakin banyak.

Advertising
Advertising

Ia mengatakan, dengan efikasi vaksin sebesar 95 persen, minimal 63 persen dari total penduduk harus divaksin. Kemudian jika efikasi vaksin sebesar 90 persen, jumlah penduduk yang harus divaksinasi sebesar 66 persen.

"Kalau 80 persen, minimal 75 persen populasi harus divaksin. Kalau 70 persen (efikasinya), adalah 86 persen populasi harus divaksin," kata Slamet. Ia mengimbuhkan, kekebalan komunitas tak akan tercapai jika efikasi vaksin hanya sebesar 50 persen.

Slamet pun mengusulkan agar pemerintah betul-betul mengkaji secara mendalam target vaksinasi masyarakat. Sejauh ini, pemerintah menetapkan target vaksinasi sebesar 208 juta penduduk.

Slamet menyarankan pemerintah membuat rencana kedua. Jika 208 juta masyarakat telah divaksin tetapi herd immunity belum tercapai, pemerintah harus menyuntik lebih banyak penduduk. "Artinya kesediaan vaksin harus diperbanyak," ujar Slamet.

Selain itu, Slamet menyinggung menurunnya efikasi vaksin Covid-19. Menurut analisis IDI, vaksin dosis ketiga atau booster sudah harus diberikan dalam waktu enam hingga 12 bulan.

Jika hingga akhir tahun ini target vaksinasi 208 juta penduduk tak tercapai, ia menyarankan pemerintah memberikan vaksin dosis ketiga bagi masyarakat yang telah divaksinasi pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April 2021. "Karena antibodinya sudah turun."


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Baca: Anggota DPR Pertanyakan Vaksin Booster Moderna untuk Pejabat, Apa Kata Menkes?

Berita terkait

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

3 jam lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

2 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya