Koalisi Profesi Nakes: Pemerintah Belum Konsisten Tangani Covid-19

Rabu, 18 Agustus 2021 16:06 WIB

Tenaga kesehatan saat diperiksa kesehatannya sebelum disuntikkan vaksin dosis ketiga atau booster di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster ditargetkan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KoMPAK) menyoroti sikap pemerintah yang belum konsisten dalam memprioritaskan masalah kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19. KoMPAK menyatakan, selama 1,5 tahun Indonesia berjuang melawan Covid-19, kondisi saat ini menunjukkan wabah tersebut belum bisa diatasi.

"Pemerintah tampak masih belum konsisten dalam memprioritaskan masalah kesehatan sebagai fokus penanganan pandemi Covid-19," demikian pernyataan KoMPAK dalam seruan kebangsaan yang dibacakan Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi, Rabu, 18 Agustus 2021.

Emi mengatakan, KoMPAK merasa prihatin dengan kondisi dan penanganan Covid-19 saat ini dengan sejumlah catatan. Pertama, kasus konfirmasi Covid-19 yang masih tinggi. Berdasarkan data 17 Agustus 2021, ada penambahan kasus harian sebanyak 20.741 kasus sehingga total kasus konfirmasi mencapai 3.892.479 kasus, menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke-13 dunia.

Adapun kasus kematian akibat Covid-19 sebanyak 120.013 orang. Emi mengatakan, sekalipun kasus konfirmasi sudah mengalami penurunan, angka kasus kematian masih tinggi. Indonesia bahkan beberapa kali mencatat rekor kasus kematian harian tertinggi di dunia.

Sekalin itu, positivity rate Indonesia juga masih tinggi, yakni selalu di atas 20 persen dalam beberapa pekan terakhir. Ini jauh lebih tinggi dari standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Advertising
Advertising

Kedua, KoMPAK menyatakan banyak dokter dan tenaga kesehatan yang telah gugur dalam menangani pandemi Covid-19. Secara rinci, ada 640 dokter, 98 dokter gigi, 637 perawat, 377 bidan, 59 apoteker, 34 ahli gizi, 13 ahli kesehatan masyarakat, dan 33 ahli teknologi laboratorium yang telah gugur.

"Padahal sumber daya manusia kesehatan merupakan kunci dari ketahanan sistem kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19," kata Emi.

Ketiga, capaian vaksinasi yang masih rendah. Pemerintah telah menetapkan target sasaran vaksinasi sebanyak 208 juta orang. Namun hingga 17 Agustus kemarin, capaian vaksinasi dosis 1 baru mencapai 26,4 persen dan dosis 2 hanya 14 persen. KoMPAK menilai capaian ini masih sangat jauh dari target yang ditetapkan.

Keempat, KoMPAK menyoroti testing, tracing, dan treatment yang belum maksimal. Menurut KoMPAK, mengacu standar WHO, dengan positivity rate Indonesia di atas 15 persen hingga di bawah 25 persen, seharusnya testing dilakukan terhadap 10 per 1.000 penduduk.

Emi mengatakan testing di Indonesia masih belum berbasis hasil tracing atau testing epidemiologi, melainkan screening. Testing untuk screening misalnya yang dilakukan untuk syarat perjalanan dinas atau bepergian ke luar kota.

"Harga testing Covid-19 di Indonesia juga masih dianggap terlalu mahal jika dibandingkan dengan negara lain. Adapun pelaksanaan tracing juga demikian masih jauh dari target yang ditetapkan WHO," kata Emi.

Berita terkait

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

1 jam lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

23 jam lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

1 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

7 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya