WHO: Tes Keperawanan tidak Ilmiah dan Melanggar HAM

Kamis, 12 Agustus 2021 12:35 WIB

Ilustrasi tes keperawanan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai tahun ini, tes keperawanan terhadap calon personel wanita Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) resmi dihapuskan. Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.

Menurut pemberitaan Tempo.co, penghapusan tes keperawanan bertujuan untuk menghindari insiden yang menghilangkan nyawa. Selain itu, alasannya lainnya yakni untuk menghindari penyakit serta infeksi serius yang kemudian menyebabkan kegagalan organ saat latihan.

Sebelum keputusan tersebut diambil, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sering menyerukan himbauan untuk memberantas segala bentuk tes keperawanan. Dalam laporan berjudul Eliminating Virginity Testing yang dipublikasikan tahun 2018, WHO menyebut tes keperawanan tidak memiliki dasar ilmiah dan melanggar hak asasi manusia bagi perempuan.

“Tes keperawanan tidak memiliki manfaat ilmiah atau indikasi klinis, munculnya selaput dara bukanlah indikasi hubungan seksual yang dapat diandalkan dan tidak ada pemeriksaan yang diketahui dapat membuktikan riwayat hubungan seksual," tulis WHO dikutip dari laman resminya, Kamis, 12 Agustus 2021.

"Lebih lanjut, praktik tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia serta terkait dengan konsekuensi langsung dan jangka panjang yang merugikan kesejahteraan fisik, psikologis, dan sosial korbannya,” kata WHO.

Menurut WHO, tes keperawanan berakar pada sistem diskriminasi terhadap perempuan. Tes tersebut semakin memperkuat ketidaksetaraan perempuan, menetapkan standard stereotip moral yang keliru terhadap perempuan, dan berfungsi untuk melakukan kontrol atas perempuan.

WHO juga menyatakan bahwa pemeriksaan keperawanan bisa menyakitkan, memalukan, dan traumatis. Dalam kasus yang ekstrim, tes ini bisa menyebabkan perempuan bunuh diri atau bahkan dibunuh atas nama ‘kehormatan’.

Dari segi kesejahteraan sosial, tes keperawanan beresiko membuat perempuan dikucilkan, distigmatisasi, dan tidak mendapat kesempatan kerja atau pendidikan. Tes yang dilakukan dalam konteks pemeriksaan kekerasan seksual pun dapat dapat menyebabkan trauma korban terulang kembali.

Ahli-ahli medis telah mengutuk tes keperawanan karena dianggap berbahaya dan melanggar prinsip etika mendasar dalam kesehatan. Oleh karena itu, WHO menginginkan agar kesadaran akan efek negatif tes keperawanan bagi perempuan dan keharusan untuk menghilangkan praktiknya terus digalakkan.

SITI NUR RAHMAWATI
Baca juga: Hapus Tes Keperawanan, Andika Perkasa: Untuk Hindari Penularan Penyakit

Berita terkait

Israel Izinkan 19 Anak Palestina Sakit Tinggalkan Gaza, Pertama dalam 2 Bulan

4 hari lalu

Israel Izinkan 19 Anak Palestina Sakit Tinggalkan Gaza, Pertama dalam 2 Bulan

68 warga Palestina - terdiri atas19 anak-anak yang sakit atau terluka bersama pendamping mereka - telah diizinkan keluar dari Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Kontraktor Apple Kena Tuduhan Diskriminasi pada Perempuan Menikah

5 hari lalu

Kontraktor Apple Kena Tuduhan Diskriminasi pada Perempuan Menikah

India meminta laporan dari otoritas terkait perihal dugaan perempuan menikah tidak masuk daftar orang yang direkrut kerja di pabrik iPhone

Baca Selengkapnya

Sebab Perempuan dan Anak Kerap Jadi Korban Judi Online

5 hari lalu

Sebab Perempuan dan Anak Kerap Jadi Korban Judi Online

Perempuan dan anak menjadi pihak yang dirugikan fenomena judi online yang jadi sorotan belakangan ini. Kowani sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Profil Olave Baden Powell, Pelopor Gerakan Kepanduan Putri

7 hari lalu

Profil Olave Baden Powell, Pelopor Gerakan Kepanduan Putri

Dunia kepanduan juga mengenal sosok Olave Baden Powell, pelopor gerakan kepanduan putri. Ia adalah istri dari Ribert Baden Powell bapak pramuka dunia.

Baca Selengkapnya

Tak Mudah Menjadi Bidan, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

8 hari lalu

Tak Mudah Menjadi Bidan, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

Hari Bidan Nasional dirayakan setiap 24 Juni. Syarat menjadi bidan selain keterampilan dan pengetahuan adalah sertifikasi.

Baca Selengkapnya

Cegah Judi Online di Internal TNI AD dan Masyarakat, KASAD Lakukan Ini

8 hari lalu

Cegah Judi Online di Internal TNI AD dan Masyarakat, KASAD Lakukan Ini

KASAD yakin pemberantasan judi online hanya dapat berhasil jika ada partisipasi aktif masyarakat.

Baca Selengkapnya

Benarkah Perempuan Lebih Mudah Kedinginan Dibanding Laki-laki?

9 hari lalu

Benarkah Perempuan Lebih Mudah Kedinginan Dibanding Laki-laki?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki bereaksi terhadap perubahan suhu dengan cara yang sama.

Baca Selengkapnya

Ihwal Satgas Judi Online dan Kasus yang Diduga Menjerat Anggota Polisi dan TNI

9 hari lalu

Ihwal Satgas Judi Online dan Kasus yang Diduga Menjerat Anggota Polisi dan TNI

Baru-baru ini, anggota TNI AD dari Perwira Keuangan Brigif 3, Letda Rasid diduga menyalahgunakan anggaran satuannya Rp 876 juta untuk judi online.

Baca Selengkapnya

IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Belum Berubah Empat Hari Terakhir

10 hari lalu

IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Belum Berubah Empat Hari Terakhir

Data IQAir menunjukkan polusi udara di Jakarta sedang tinggi. Konsentrasi polutan PM 2,5 mencapai 80 mikrogram per meter kubik.

Baca Selengkapnya

Alasan Koalisi Peduli Keterwakilan Perempuan Laporkan Seluruh Komisioner KPU ke DKPP

11 hari lalu

Alasan Koalisi Peduli Keterwakilan Perempuan Laporkan Seluruh Komisioner KPU ke DKPP

Selain Hasyim Asya'ri, komisioner KPU lainnya juga dilaporkan ke DKPP atas dugaan pelanggaran kode etik yang sama.

Baca Selengkapnya