Tanggapi Survei Indostrategic, Anggota DPD Tegaskan Jokowi Cukup 2 Periode

Jumat, 6 Agustus 2021 03:21 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan sejumlah pelaku usaha saat penyerahan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat 30 Juli 2021. Presiden Joko Widodo menyerahkan BPUM sebesar Rp15,3 triliun kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia yang belum pernah menerima sebelumnya. ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres-Lukas/Handout

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Abdul Rachman Thaha menentang keras wacana masa jabatan presiden 3 periode. Menurut dia, semua pihak harus optimistis bahwa ada warga negara yang mampu menjadi pemimpin nasional yang baru.

"Kita harus cari, kita harus temukan, dan kita harus pilih nama baru itu!" kata Abdul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2021.

Pernyataan ini disampaikan Abdul merespons hasil survei terbaru lembaga Indostrategic. Survei menyimpulkan responden pendukung partai besar seperti PDI Perjuangan dan Golkar mendukung wacana masa jabatan presiden 3 periode.

Abdul tidak percaya dengan hasil survei ini. Namun kalau memang benar demikian, menurut dia, hasil ini mencerminkan politik kekuasaan di kedua partai lebih kental alias lebih besar ketimbang politik kebangsaan.

Ia menilai masyarakat juga akan mengkritik tajam bila kedua partai menjadikan hasil survei tersebut sebagai sikap resmi. Tapi, kata dia, masyarakat tidak akan terlalu kaget ketika misalnya Golkar setuju dengan perpanjangan masa jabatan presiden ini.

Advertising
Advertising

"Publik tentu masih ingat Golkar menikmati masa berpuluh-puluh tahun sebagai penguasa. Bersikap mendukung perpanjangan masa jabatan presiden," kata dia.

Abdul menilai PDIP juga bisa melakukan hal yang sama. Ia menilai PDI Perjuangan bisa terinspirasi oleh status Bung Karno sebagai sosok yang pernah didaulat sebagai presiden seumur hidup. "Dengan demikian, upaya menahan Jokowi lebih lama lagi di kursi kepresidenan akan diartikan khalayak luas sebagai hasrat PDIP membawa mimpi masa silam ke masa depan Indonesia," kata dia.

Di sisi lain, Abdul menyebut saat ini semakin banyak kalangan yang sangsi dengan efektivitas kepemimpinan Jokowi. "Semakin kuat keharusan bagi kita untuk berikhtiar sekuat tenaga bahwa tahun 2024 nanti Indonesia memiliki duet presiden dan wakil presiden baru," ujarnya.

Abdul berharap pasangan baru nanti bisa memulihkan harapan masyarakat akan pemberantasan korupsi, pemulihan ekonomi, dan pengelolaan BUMN yang efektif dan terpercaya. Lalu, penegakan hukum yang tidak tebang pilih dan pembenahan situasi lewat kerja nyata. "Bukan lewat permainan citra," ujar anggota DPD dari Sulawesi Tengah ini menanggapi wacana masa jabatan presiden 3 periode.

Baca juga: 2 Skenario Diduga Disiapkan untuk Tambah Masa Jabatan Presiden 3 Periode

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

1 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

1 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

1 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

2 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

3 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

3 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

4 jam lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

4 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya