Epidemiolog Anggap PPKM Darurat Belum Menunjukkan Hasil

Rabu, 21 Juli 2021 11:50 WIB

Suasana Pos Penyekatan PPKM Level 4 di Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, 21 Juli 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, menilai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat belum menunjukkan hasil. Windhu mengatakan, data menunjukkan bahwa pembatasan mobilitas belum optimal dan tingkat penularan Covid-19 belum turun.

"Kalau melihat data itu, PPKM darurat belum menunjukkan hasil," kata Windhu kepada Tempo, Rabu, 21 Juli 2021. Merujuk data Google Mobility Index, Windhu mengakui memang ada penurunan mobilitas di tempat transportasi, rekreasi, dan pusat perbelanjaan.

Masyarakat juga tercatat lebih banyak yang tinggal di rumah. Namun, kata Windhu, perpindahan aktivitas di rumah itu belum signifikan.

DKI Jakarta hanya bertambah 23 persen masyarakat yang tinggal di rumah, Yogyakarta 21 persen, dan Jawa Timur hanya 15 persen. Windhu berujar, artinya masih banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.

Menurut Windhu, laju penularan kasus akan tertahan jika 70 persen masyarakat bisa tinggal di rumah. Dia mencontohkan, India bisa menurunkan angka kasus Covid-19 karena 90 persen warganya bisa tinggal di rumah selama tiga pekan lockdown.

Advertising
Advertising

Windhu lantas mempertanyakan klaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) ihwal penurunan kasus Covid-19 dan keterisian tempat tidur rumah sakit selama masa PPKM darurat. Ia menyebutkan, positivity rate pada Selasa, 20 Juli 2021 justru mencapai angka tertinggi sejak pemberlakuan PPKM darurat pertama pada 3 Juli lalu. "Kalau Presiden mengatakan angka turun, yang turun di mana?" ujarnya.

Windhu mengatakan dalam dua hari belakangan memang tercatat penurunan kasus positif Covid-19. Namun, hal itu pun terjadi karena jumlah pengetesan (testing) juga menurun. Maka dari itu, ia mengecek tingkat keparahan penyebaran Covid-19 dengan melihat data rasio kasus positif dibanding jumlah pengetesan.

Positivity rate pada 20 Juli kemarin ialah sebesar 33,42 persen. Pada 19 dan 18 Juli, angkanya berturut-turut 32,4 persen dan 26,88 persen. Menurut Windhu, positivity rate pada 3 Juli juga berkisar di angka 26 persen. "Justru positivity rate tertinggi setelah tanggal 3 Juli ketika PPKM pertama kali diterapkan," kata Windhu.

Artinya, Windhu melanjutkan, saat ini belum terjadi penurunan tingkat penularan di masyarakat. Ia mengatakan tingkat keterisian rumah sakit pun stagnan alias belum membaik.

Presiden Jokowi sebelumnya mengumumkan perpanjangan PPKM darurat hingga 25 Juli 2021. Presiden juga mengklaim data menunjukkan terjadi penurunan kasus Covid-19 dan keterisian rumah sakit selama PPKM darurat. Jika kasus terus menurun, kata Jokowi, pemerintah akan melakukan pembukaan sejumlah sektor ekonomi masyarakat secara bertahap mulai 26 Juli.

Baca juga: Gubernur Khofifah Minta Maaf Penanganan Covid-19 di Jatim Belum Memuaskan

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

1 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

1 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

2 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

4 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

5 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

6 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

6 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

9 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

11 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya