BPOM Resmi Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Pfizer

Kamis, 15 Juli 2021 16:58 WIB

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito (kedua kanan) meninjau Puskesmas Abiansemal I, Badung, Bali, Kamis 4 Maret 2021. Peninjauan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya BPOM untuk memastikan proses pengelolaan vaksin COVID-19 khususnya dalam proses distribusi dan penyimpanan berjalan dengan baik dan sesuai standar. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta-Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan emergency use of authorization untuk Pfizer, vaksin Covid-19 produksi perusahaan asal Amerika Serikat pada hari ini, Kamis, 15 Juli 2021. Izin penggunaan darurat ini dikeluarkan setelah BPOM rampung mengkaji aspek keamanan dan efikasi dari Pfizer.

"BPOM pada hari Rabu, 14 Juli 2021 telah menerbitkan EUA untuk vaksin comirnaty yang diproduksi Pfizer and BioNTech dengan platform m-RNA," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam keterangan pers, Kamis, 15 Juli 2021.

Penny mengatakan, penilaian terhadap data mutu vaksin comirnaty ini telah mengikuti pedoman evaluasi yang berlaku secara internasional. Hasilnya, vaksin Pfizer telah memenuhi standar persyaratan mutu vaksin.

Dia menjelaskan, hasil kajian BPOM bersama Tim Ahli Nasional Komite Penilaian Vaksin Covid-19 dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menemukan bahwa Pfizer secara umum aman dan dapat ditoleransi pada semua kelompok usia.

Adapun kejadian reaksi yang paling sering timbul di antaranya nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, nyeri kepala, sakit otot, nyeri sendi, dan demam.

Advertising
Advertising

Menurut Penny, vaksin Pfizer dapat digunakan untuk pencegahan Covid-19 pada anak berusia 12 tahun ke atas. Ia mengatakan, vaksin ini dapat diberikan secara injeksi intramoskular pada dosis 0,3 ml dengan dosis 2 kali penyuntikan dan rentang tiga pekan.

Data uji klinik fase III menunjukkan efikasi cominarty pada kelompok usia 16 tahun ke atas adalah 95,5 persen dan 100 persen pada usia remaja 12-15 tahun. Sedangkan data imunogenitas menunjukkan, pemberian dua dosis vaksin dalam selang waktu tiga pekan menghasilkan respons yang baik.

Penny mengatakan vaksin m-RNA ini memang memerlukan penyimpanan khusus dengan temperatur -90 derajat Celcius hingga -60 derajat Celcius. Namun, kata dia, PT Pfizer telah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sampai ke lokasi penyuntikan vaksin.

"Ini bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk bisa menjalankan proses distribusi dengan baik," ujar Penny.

Hingga saat ini, BPOM telah menerbitkan lima jenis vaksin Covid-19 untuk digunakan di Indonesia. Yakni Coronavac dari Sinovac, AztraZeneca dari COVAX Facility, Sinopharm asal Cina, Moderna dari Amerika Serikat, dan Pfizer.

Berita terkait

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

2 jam lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

5 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

12 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

15 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

18 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya