Represi terhadap Mahasiswa Disebut Meningkat di Periode Kedua Jokowi

Kamis, 8 Juli 2021 23:16 WIB

Dua keluarga mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari, almarhum Randi dan Yusuf Kardawi, saat berkunjung ke gedung KPK, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2019. Kedatangan mereka dalam rangka meneruskan aspirasi yang diperjuangkan oleh Randi dan Yusuf dalam aksi unjuk rasa yang kemudian merenggut nyawa mereka. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Penasihat Kaukus untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Herlambang P Wiratraman mengatakan represi terhadap mahasiswa cenderung meningkat sejak 2019 atau di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Herlambang mengatakan, tren ini naik seiring dengan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan UU Cipta Kerja.

Misalnya, banyak terjadi pembubaran diskusi, peretasan, dan penangkapan terhadap mereka yang dituduh anarko. "Makin ofensif sejak Presiden Jokowi periode kedua," kata Herlambang kepada Tempo, Kamis, 8 Juli 2021.

Dosen hukum tata negara Universitas Airlangga ini mengatakan, pelbagai pembungkaman dan kekerasan datang dari pelbagai pihak. Mulai dari internal kampus, aparat hukum, hingga preman. Menurut Herlambang, kampus pun cenderung diam jika mahasiswa mereka mengalami pembungkaman atau tekanan dari pihak lain.

Ia menilai, hal ini menandakan bahwa kampus kian kurang membentengi diri untuk menjaga pemikiran kritis di lingkungan akademik.

"Walaupun tekanannya dari penegak hukum atau preman, kampus diam saja. Malah kadang ikut memberi jalan. Kami melihat kampus makin jarang membentengi diri sebagai upaya menjaga pemikiran kritis bagi civitasnya," kata Herlambang.

Advertising
Advertising

Beberapa represi yang dialami mahasiswa misalnya tindakan kekerasan aparat saat aksi demonstrasi menolak revisi UU KPK dan sejumlah RUU bermasalah pada 2019, beberapa saat menjelang periode kedua Presiden Jokowi. Lima orang mahasiswa dan pelajar meninggal akibat tertembak atau luka parah karena kekerasan aparat.

Represi aparat pun berulang saat aksi menolak UU Cipta Kerja pada 2020. Ketika itu, polisi bahkan menangkapi massa aksi yang masih dalam perjalanan menuju lokasi demonstrasi.

Tekanan juga datang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui kampus. Kementerian kala itu mengeluarkan edaran agar kampus meminta mahasiswa mereka tak ikut demonstrasi.

Selain itu, beberapa mahasiswa dan dosen pun mengalami intimidasi karena menggelar diskusi. Misalnya diskusi ihwal pemberhentian presiden yang digelar Constitutional Law Society Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, diskusi soal rasisme di Papua yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, dan diskusi mahasiswa Universitas Negeri Lampung--masih soal Papua.

Para penyelenggara maupun pembicara diskusi menerima pesan-pesan bernada ancaman, peretasan pada aplikasi pesan makanan secara online, hingga peretasan pada aplikasi perpesanan mereka.

Belakangan ini, BEM UI juga kembali menerima tekanan dari kampus lantaran unggahan yang menyebut Presiden Jokowi sebagai The King of Lip Service. Teranyar, giliran BEM Unnes ditekan pihak Rektorat lantaran menjuluki Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai The King of Silent dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan sebagai The Queen of Ghosting.

"Apa yang terjadi di UI maupun BEM KM Unnes ini merefleksi kondisi demokrasi di Indonesia yang menurun kualitasnya," kata Herlambang Wiratraman.

Berita terkait

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

5 jam lalu

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

Sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah menjadi perbincangan karena menampilkan gaya hidup mewah.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

5 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

7 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

11 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

11 jam lalu

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

12 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

14 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

15 jam lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

15 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya