Minta Publik Tak Beli Oksigen Sendiri, Tim Mitigasi IDI: Ada Prosedur Pakainya
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Syailendra Persada
Selasa, 6 Juli 2021 05:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Mitigasi Dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyarankan masyarakat tak panik dan secara serampangan membeli oksigen secara mandiri.
Ia mengingatkan penggunaan oksigen untuk orang sakit memiliki prosedur khusus. "Oksigen ini bukan barang yang bisa dipakai sembarangan. Ada prosedur pemakaiannya," kata Adib saat dihubungi Tempo, Senin, 5 Juli 2021.
Ia mencontohkan dua cara penggunaan tabung oksigen, yakni lewat hidung (nasal kanul) dan lewat sungkup. Pilihan cara mana yang tepat digunakan untuk pasien, hanya bisa ditemukan oleh petugas medis. Metode nasal kanul misalnya, jika menggunakan oksigen di atas 10 liter dapat merusak mukosa hidung.
"Kalau itu tak dipantau, pemakaian oksigennya tak diawasi oleh medis, itu bisa berakibat tak bagus, atau bahkan fatal jika pemakaiannya tidak sesuai dengan prosedur medisnya," kata Adib.
Lagi pula, ia mengatakan saat ini pasokan oksigen lebih dibutuhkan di rumah sakit. Pasien Covid-19 yang dibawa ke rumah sakit sudah pasti mengalami gejala sedang hingga berat. Masyarakat yang masih bisa melakukan isolasi mandiri dengan gejala ringan atau tanpa gejala, kata Adib, tak memerlukan tabung oksigen.
"Tapi tetap isolasi mandiri yang terpantau kondisinya. Kapan dia bisa di rumah, kapan dia harus dibawa ke rumah sakit. Kalau sudah gejala sedang harus dibawa ke rumah sakit sebenarnya. Karena dia membutuhkan monitoring saturasi oksigen," kata Adib.
Baca juga: Megap-megap Krisis Oksigen