Kemenkes Dikritik karena Pilih Kata Over Kapasitas ketimbang Kolaps

Senin, 5 Juli 2021 15:47 WIB

Pasien Covid-19 antre memasuki bus untuk diantar ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Puskesmas Setiabudi, Jakarta, Selasa, 29 Juni 2021. Kasus positif Covid-19 bertambah 20.467 pada hari ini, Selasa (29/6). TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO. Jakarta - Dosen komunikasi dan kajian budaya Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Justito Adiprasetio menilai Kementerian Kesehatan tak punya sense of crisis karena lebih memilih istilah over kapasitas ketimbang kolaps.

Ia mengatakan pilihan kata ini memang lebih netral, alih-alih kata kolaps yang digunakan para pakar epidemiologi dan kelompok masyarakat sipil. Namun, istilah ini tak mencerminkan situasi genting yang terjadi. "Terminologi 'over-capacity' terdengar jauh lebih netral, tapi tidak menyuarakan sense of crisis dan situasi genting," kata Justito kepada Tempo, Senin, 5 Juli 2021.

Justito menduga penolakan Kemenkes menggunakan istilah kolaps berangkat dari problem pendefinisian kata itu sendiri. Dia menjelaskan, dalam bahasa Indonesia, tak ada perbedaan kolaps sebagai kata kerja atau kata sifat.

Ini berbeda dengan bahasa Inggris yang mengkategorikan 'collapse' sebagai kata kerja, sedangkan 'collapsed' sebagai kata sifat. "Kalau sedang dalam proses jatuh collapse, tapi kalau sudah tumbang terkapar ya collapsed," tuturnya.

Dalam konteks Indonesia, kata Justito, kata kolaps lebih sering dipersepsikan sebagai kata sifat tanpa membedakannya dengan kata kerja. Akhirnya, kata ini menjadi ambigu ketika digunakan untuk menjelaskan situasi pelayanan kesehatan.

Advertising
Advertising

"Contohnya "Belum benar-benar kolaps", "Pelayanan Covid-19 kita sudah kolaps". Penolakan Kemenkes menggunakan kata kolaps sepertinya berangkat dari problem pendefinisian itu," kata Justito.

Meski begitu, Justito mengatakan istilah over kapasitas cenderung didengar sambil lalu. Apalagi, solusi yang dihadirkan pemerintah untuk mengatasi persoalan over kapasitas ini pun berkisar pada upaya memperlebar atau memperbesar ruang tampung fasilitas kesehatan.

"Hal itu tidak asing kita dengar dari mulut politisi. Padahal layanan kesehatan kan tidak melulu soal itu, tapi soal rantai pasok alat kesehatan, cycle kerja tenaga kesehatan, kapasitas tenaga kesehatan, dan seterusnya," ujarnya.

Justito melanjutkan, pola komunikasi pemerintah ini akan membuat publik cenderung meremehkan atau menggampangkan pandemi Covid-19. Ia pun menilai pemerintah terus-menerus berusaha menepis kepanikan publik, bukannya membangun resiliensi warga menghadapi pagebluk ini.

Kementerian Kesehatan sebelumnya menepis anggapan bahwa fasilitas kesehatan kolaps. Menurut Kemenkes, yang terjadi adalah over kapasitas fasilitas kesehatan lantaran banyaknya pasien yang masuk dalam jumlah bersamaan.

Inisiatif warga LaporCovid-19 menilai fasilitas kesehatan sudah kolaps. LaporCovid-19 berangkat dari data banyaknya warga positif Covid-19 yang meninggal sebelum berhasil mengakses layanan kesehatan.

"Mohon situasi yang sudah gawat darurat, kolaps, dan carut marut ini diakui, minta maaf, serta mengakhiri segala komunikasi yang mencitrakan bahwa kita baik-baik saja," ujar pendiri Lapor Covid-19 Irma Hidayana dalam diskusi virtual, Senin, 5 Juli 2021.

Baca juga: Pemerintah Sangkal RS Kolaps, Lapor Covd-19: Kondisi Genting Masih Jaga Citra

Berita terkait

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

42 menit lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

7 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

9 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

11 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

14 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya