Laboratorium Kewalahan Uji Sampel, Tes Swab PCR di Yogyakarta Dibatasi

Minggu, 4 Juli 2021 12:07 WIB

Ilustrasi PCR Test. Shutterstock

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah pasien Covid di Kabupaten Bantul kesulitan mendapatkan tes swab PCR (Polymerase Chain Reaction) di Pusat Kesehatan Masyarakat karena laboratorium pemeriksa sampel kewalahan.

Hampir dua pekan, Dipna Videlia Putsanra bersama delapan anggota keluarganya menjalani isolasi mandiri. Hasil swab antigen menunjukkan Dipna dan tujuah anggota keluarganya positif pada 21 Juni.

Dipna menghubungi Puskesmas Banguntapan 1, Bantul untuk mengakses tes swab PCR. Rupanya Puskesmas tersebut hanya menyediakan swab antigen.

Kepada petugas, kakak Dipna, Christian Haryo menanyakan swab evaluasi setelah 14 hari isolasi mandiri. Petugas menyatakan puskesmas tidak menyediakan sawb antigen maupun PCR. “Mereka malah menyarankan kami swab mandiri,” kata Dipna, Ahad, 4 Juli 2021.

Petugas dan dokter Puskesmas Bantul 1 enggan menjawab alasan tidak menyediakan swab antigen dan PCR ketika dikonfirmasi dengan alasan pernyataan hanya satu pintu melalui Dinas Kesehatan Bantul. Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharjo, mengatakan untuk memeriksa kontak erat pasien tanpa gejala dan gejala ringan cukup menggunakan swab antigen sesuai pedoman Kementerian Kesehatan.

Advertising
Advertising

Pemkab Bantul mengerem penggunaan swab PCR dengan alasan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta kewalahan menguji sampel tes usap. Uji sampel yang membeludak menjadi pertimbangan Pemkab Bantul membatasi penggunaan swab PCR. “Antrian belum terurai. Mengambil alternatif supaya diagnosa bisa ditegakkan,” kata Agus.

Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta, Irene, mengatakan terjadi penumpukan sampel Covid dari RS dan puskesmas di DIY dan Jawa Tengah sejak tiga pekan lalu. Balai tersebut pernah menerima 3 ribu sampel per hari. “Kami setop pemeriksaan sampel dari Jawa Tengah,” kata Irene.

Pada 1 Juli, balai tersebut memeriksa 1.075 sampel. Padahal kapasitas dua alat untuk memeriksa sampel per hari di laboratorium ini hanya 1.000 sampel. Setiap pemeriksaan sampel membutuhkan waktu tiga hingga empat jam. Untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan sampel yang masuk, Irene menambah 3-4 jam kerja 17 petugas dan 15 relawan di laboratorium.

Mereka bekerja dalam dua shift selama sepekan. Balai semakin kerepotan karena sebagian tenaga pemeriksa sampel kini terinfeksi Covid dan harus menjalani isolasi mandiri. Irene telah mengupayakan penambahan petugas pemeriksa sampel dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dia berharap laboratorium pemeriksa sampel lainnya meningkatkan kapasitas pemeriksaan untuk meringankan balainya.

SHINTA MAHARANI

Baca: RSUP Dr Sardjito Kehabisan Oksigen, Kemenkes Kirim 2 Ton

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

13 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya