Kemenkes: Vaksin Sinovac 94 Persen Cegah Covid-19 Pada Tenaga Kesehatan

Jumat, 2 Juli 2021 07:32 WIB

Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 pada pelajar di SMAN 20 Jakarta Pusat, Kamis, 1 Juli 2021. Vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 12-17 tahun dimulai hari ini Kamis, 1 Juli 2021, dengan menggunakan vaksin Sinovac. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta – Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan mengeluarkan kajian tentang efektivitas vaksin Sinovac terhadap tenaga kesehatan. Riset dilakukan kepada tenaga kesehatan di DKI Jakarta sejak 13 Januari hingga 18 Maret 2021.

Berdasarkan kajian tersebut, Kementerian Kesehatan menemukan vaksin Sinovac efektif mencegah infeksi Covid-19 hingga 94 persen pada suntikan dosis kedua. Efektivitas tercapai setelah 28 hari penyuntikan.

Dosis kedua juga mencegah perawatan Covid-19 pada hari ke-28 setelah penyuntikan. Efektivitas vaksin untuk mencegah perawatan mencapai 96 persen. Kemudian, vaksin Covid-19 buatan Cina ini juga turut mencegah kematian sampai 100 persen setelah dosis kedua.

Sedangkan untuk pemberian vaksin dosis pertama, Sinovac tercatat bisa mencegah infeksi virus Corona sampai 13 persen pada hari ke-14 setelah penyuntikan. Selanjutnya, pemberian dosis pertama akan mencegah perawatan Covid-19 sampai 53 persen pada hari ketujuh setelah penyuntikan.

Studi efektivitas vaksin Sinovac ini dilakukan pada 25.374 tenaga kesehatan di DKI Jakarta. Korespondon untuk studi berusia di atas 18 tahun dan dinyatakan negatif Covid-19. Kajian ini menggunakan metode observasional dengan desain retrospektif kohor.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut kenaikan jumlah dokter yang meninggal saat menangani Covid-19, meningkat signifikan dari Mei hingga Juni 2021. Berdasarkan data IDI, ada 7 dokter meninggal pada Mei dan naik menjadi 26 orang pada Juni.

IDI menyebut angka kematian dokter paling tinggi sebenarnya pada Januari 2021, yaitu 65 orang. Namun, kenaikan dari Desember 2020 ke bulan berikutnya tak tinggi. Di Desember 2020, ada 57 dokter meninggal.

Setelah angka kematian Januari tinggi, grafik mulai menurun. Pada Februari ada 31 dokter meninggal. Kemudian turun lagi menjadi 16 orang pada Maret dan 8 dokter pada April. Di Mei, angkanya kembali turun menjadi 7 orang.

"Baru kemudian hingga per 25 Juni kemarin, meningkat tajam lagi, sekitar 26 orang (dokter sudah meninggal)," kata Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Mohammad Adib Khumaidi, saat dihubungi Tempo, Senin, 29 Juni 2021. IDI tidak mau berspekulasi apakah tingginya kematian ini karena vaksin Sinovac kurang efektif. Yang jelas mereka mendorong agar ada penyuntikan dosis ketiga untuk tenaga kesehatan.

Baca juga: IDI Dorong Pemberian Vaksin Covid-19 Pada Tenaga Kesehatan

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

4 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

6 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

19 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

20 hari lalu

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

43 hari lalu

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.

Baca Selengkapnya