Tunggu Uji Klinis, Kemenkes Belum akan Beri Vaksin Ketiga Bagi Nakes

Reporter

Egi Adyatama

Rabu, 30 Juni 2021 20:12 WIB

Tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyuntikan vaksin Covid-19 kepada karyawan mal saat di Mal Tangerang City, Banten, Senin, 1 Maret 2021. Dinas Kesehatan Kota Tangerang bekerja sama dengan pengelola mal melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 1.000 karyawan mal dan pekerja tenant yang bertujuan memberikan semangat dan harapan baru untuk pemulihan ekonomi Kota Tangerang di masa pandemi. ANTARA/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan memastikan belum akan melakukan penyuntikan vaksin tahap ketiga bagi tenaga kesehatan. Usulan penyuntikan ini sebelumnya muncul dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bertujuan mengurangi jumlah kasus kematian dokter.

"Perlu kita lihat apakah sudah ada publikasi ilmiah dari hasil uji klinisnya," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat menanggapi usulan tersebut, Rabu, 30 Juni 2021.

Saat ini, hampir seluruh tenaga kesehatan di Indonesia menerima vaksin Sinovac dari Cina pada medio Januari dan Februari lalu. Meski begitu, antibodi yang dihasilkan vaksin tersebut diketahui memiliki jangka waktu.

Namun seberapa lama antibodi itu berada di tubuh, hingga saat ini masih belum dapat dipastikan. Perkiraan awal menyebutkan jangka waktunya antara 6 hingga 12 bulan. Nadia berujar tim dari Universitas Padjajaran yang juga melaksanakan uji klinis bagi Sinovac pertama kali, masih mengkaji masalah ini.

Selain itu, kata Nadia, alasan lain Kemenkes belum akan memvaksin kembali tenaga kesehatan, adalah karena belum adanya rekomendasi dari organisasi kesehatan dunia (WHO). "Kita belum melihat juga rekomendasi dari WHO maupun masukan dari ITAGI, jadi kita tunggu dulu aspek aspek ilmiah untuk memastikan manfaat dan keamanannya," kata Nadia.

Sebelumnya, PB IDI mendorong pemerintah memberi booster alias suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19 kepada tenaga kesehatan demi melindungi keselamatan para nakes sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.

Tenaga kesehatan menerima vaksin Sinovac yang memiliki efikasi 65,3 persen sejak Januari awal tahun ini. Sejumlah epidemiolog menilai booster dengan jenis vaksin berbeda yang memiliki efikasi lebih tinggi perlu diberikan kepada nakes guna mengurangi risiko penularan, terlebih dengan meluasnya varian delta.

Baca Juga: Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

20 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

1 hari lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 hari lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

3 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

5 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya