Pengamat: Negara Sekaya Indonesia Perlu Pertahanan yang Kuat

Rabu, 16 Juni 2021 19:38 WIB

INFO NASIONAL - Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati mengatakan semestinya negara sebesar dan sekaya Indonesia memiliki pertahanan yang kuat. Hal ini untuk merespons rencana Pemerintah melakukan investasi alutsista selama 25 tahun kedepan yang disebut-sebut menggunakan anggaran sebesar Rp 1.700 triliun.

Nuning, sapaan akrab Susaningtyas, menekankan Indonesia perlu pembenahan alutsista yang bersifat interoperability agar seluruh alutsista di ketiga matra dapat digunakan secara terintegrasi. Ia mencontohkan, meskipun jenis alat komunikasi yang diadakan oleh masing-masing matra berbeda, tetapi tetap terintegral ke dalam sistem komunikasi sehingga ketika operasi gabungan digelar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

“Pembenahan yang bersifat communability agar suku cadang dan/atau logistik alutsista yang diadakan oleh suatu angkatan dapat memenuhi kebutuhan angkatan lainnya,” ujar Nuning dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 Juni 2021.

Contohnya, menurut Nuning, suku cadang tank milik TNI AD bisa juga digunakan oleh panser Korps Marinir. Adapun amunisi meriam kaliber 40 mm yang biasa digunakan TNI AL juga dapat mendukung kebutuhan pesawat tempur TNI AU. “Maka pembenahan alutsista tersebut dituntut mencapai level yang minimax, yaitu yang minimal dari semua kondisi maksimal,” katanya.

Kondisi alutsista saat ini dinilai tidak cukup kuat dan rentan untuk menghadapi potensi ancaman yang ada. “Contohnya mengurus Papua. Jika tak dilengkapi sistem pertahanan yang kuat dan SDM mumpuni juga akan sulit mengatasinya,” ujar Nuning.

Advertising
Advertising

Dalam pandangannya, Indonesia perlu segera memperkuat pembangunan industri pertahanan dalam negeri. “Pabrik Propelan, Satelit Komunikasi Pertahanan Mandiri, UAV. Ini mimpi yang harus kita wujudkan ke depan,” kata Nuning.

Nuning menambahkan pembenahan alutsista yang terintegrasi perlu diikuti juga dengan pembenahan kompetensi dan kapasitas tempur para prajurit TNI sesuai alutsista baru. Muara dari kebijakan tersebut adalah adanya pembenahan organisasi TNI.

Organisasi TNI, kata Nuning, perlu dibenahi agar benar-benar berada kondisi siap dan siaga untuk bertempur. “Idealnya organisasi TNI adalah organisasi tempur permanen yang dapat digunakan secara optimal pada masa damai sekaligus pada masa perang. Pembenahan organisasi TNI adalah konsekuensi logis dari pembenahan Alutsista TNI,” katanya.

Guna memperkuat sistem pertahanan, perlu keterlibatan komponen cadangan yang telah dipersiapkan untuk ikut serta menjaga kedaulatan negara. Konsep ini sesuai dengan penerapan prinsip Sishankamrata yang menjadi kunci pertahanan negara.

Senada dengan Nuning, ekonom senior Piter Abdullah mengatakan modernisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) selama 25 tahun hingga 2044 tersebut perlu dilakukan oleh Pemerintah.

Baginya, angka sekitar Rp 1.700 triliun yang kabarnya diajukan tersebut masih rasional untuk menjangkau luasnya wilayah Indonesia. "Kalau untuk 20 tahun artinya kan, anggarannya hanya Rp 80 triliunan setahun," katanya.

Piter mengingatkan, investasi alutsista adalah keperluan jangka panjang. Sebab itu, perlu adanya konsistensi dan komitmen bersama dari berbagai pemangku kebijakan. “Alpalhankam mana ada yang murah? Kita ini memang sering tidak konsisten, ingin negara kuat, tapi begitu pemerintah menganggarkan pembelian alpalhankam kita protes.” ujar Piter.

Menjaga pertahanan dan keamanan negara menjadi kewajiban Pemerintah. Rencana pembelian alpalhankam untuk memperkuat pertahanan keamanan, termasuk di dalamnya kedaulatan ekonomi. "Menjaga kedaulatan itu termasuk kedaulatan ekonomi. Termasuk di dalamnya menjaga sumber-sumber ekonomi, infrastruktur ekonomi. Tidak hanya yang dibangun oleh Presiden Jokowi," kata Piter.

Piter mengajak berbagai elemen bangsa untuk ikut serta memperkuat sistem pertahanan nasional, terutama melalui komponen TNI. "Menjaga kedaulatan adalah tugas TNI, tapi harus didukung dengan alat keamanan-alutsista. Punya tentara tapi gak punya meriam. Gak punya kapal. Gak punya pesawatnya. Terus menjaga kedaulatannya bagaimana?” tuturnya.(*)

Berita terkait

Anggaran Turun, Maruarar Sirait Optimis Wujudkan Pembangunan 3 Juta Rumah

1 hari lalu

Anggaran Turun, Maruarar Sirait Optimis Wujudkan Pembangunan 3 Juta Rumah

Menteri Maruarar Sirait mengaku optimis bisa mewujudkan program pembangunan 3 juta rumah meski alokasi anggaran turun.

Baca Selengkapnya

Dadan Hindayana Ungkap Alasan Struktur Badan Gizi Nasional Didominasi Purnawirawan TNI

6 hari lalu

Dadan Hindayana Ungkap Alasan Struktur Badan Gizi Nasional Didominasi Purnawirawan TNI

Setidaknya ada lima dari delapan jabatan di struktur pelaksana atau pejabat eselon 1 di Badan Gizi Nasional yang dihuni oleh pensiunan TNI.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Sulaiman Ajak Prajurit TNI Tanam Cabai hingga Ternak Lele di Pekarangan Rumah

6 hari lalu

Mentan Amran Sulaiman Ajak Prajurit TNI Tanam Cabai hingga Ternak Lele di Pekarangan Rumah

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak prajurit TNI turut terlibat program pekarangan pangan lestari. Tanam cabai, pelihara ayan, hingga ternak lele

Baca Selengkapnya

TMMD ke-122 Berhasil Bangun Jalan Tembus Antar Desa di Kabupaten Kediri

6 hari lalu

TMMD ke-122 Berhasil Bangun Jalan Tembus Antar Desa di Kabupaten Kediri

TMMD ke-122 merupakan program yang melibatkan sinergi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, serta masyarakat.

Baca Selengkapnya

Menhan Sjafrie Gelar Rapat di Mabes TNI, Ini yang Dibahas

7 hari lalu

Menhan Sjafrie Gelar Rapat di Mabes TNI, Ini yang Dibahas

Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menekankan pentingnya jiwa korsa kepada jajaran pejabat TNI.

Baca Selengkapnya

Alasan Ketua Komnas HAM Sebut Tugas TNI Tak Bertentangan dengan Pemajuan HAM

8 hari lalu

Alasan Ketua Komnas HAM Sebut Tugas TNI Tak Bertentangan dengan Pemajuan HAM

Ini untuk pertama kalinya Komnas HAM dan TNI memiliki nota kesepahaman.

Baca Selengkapnya

TNI dan Komnas HAM Teken MoU soal Kerja Sama Pemajuan dan Perlindungan HAM

9 hari lalu

TNI dan Komnas HAM Teken MoU soal Kerja Sama Pemajuan dan Perlindungan HAM

TNI menandatangani nota kesepahaman dengan Komnas HAM perihal pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia

Baca Selengkapnya

Para Menteri Prabowo Bangga Kenakan Seragam Komponen Cadangan, Apa Itu Komcad dan Tugasnya?

9 hari lalu

Para Menteri Prabowo Bangga Kenakan Seragam Komponen Cadangan, Apa Itu Komcad dan Tugasnya?

Para menteri dan wamen Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran mengenakan seragam Komponen Cadangan (Komcad) saat mengikuti pembekalan di Akademi Militer.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Ada 6 Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih

11 hari lalu

Prabowo Ungkap Ada 6 Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo merasa beruntung atas peran para lulusan terbaik akademi militer dari matra TNI dan Polri yang memperkuat Kabinet Merah Putih.

Baca Selengkapnya

Analis: Penetapan Kolonel Anton Pallaguna sebagai Ajudan Prabowo Sudah Tepat

12 hari lalu

Analis: Penetapan Kolonel Anton Pallaguna sebagai Ajudan Prabowo Sudah Tepat

Simon mengatakan, penetapan Kolonel Anton Pallaguna sebagai ajudan Prabowo sudah tepat. Anton disebut memiliki pengalaman cemerlang.

Baca Selengkapnya