Perempuan di Survei Capres 2024: Elektabilitas Risma Ungguli Puan Maharani

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Amirullah

Sabtu, 5 Juni 2021 07:58 WIB

Puan Maharani (tengah) berfoto bersama anggota Fraksi PDIP DPR RI di gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019. PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 menunjuk Puan sebagai Ketua DPR.TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh perempuan masuk dalam deretan calon presiden atau capres potensial di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 versi sejumlah lembaga survei. Setidaknya ada lima nama yang masuk bursa. Mereka adalah Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Bagaimana potret elektabilitas mereka menurut hasil sigi lembaga-lembaga survei?

Diantara lembaga survei tersebut adalah LSI yang merilis hasil sigi terbaru pada Februari lalu berdasarkan survei yang dilakukan pada 25-31 Januari 2021. Survei melibatkan 1.200 responden dengan metode multistage random sampling, margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

LSI melakukan simulasi semi terbuka dengan menunjukkan daftar 29 nama dan responden boleh menyebutkan nama lain, hasilnya muncul nama lima tokoh perempuan. Sigi menunjukkan elektabilitas Tri Rismaharini 5,5 persen; Susi Pudjiastuti 2,3 persen; Khofifah Indar Parawansa 1,8 persen; Sri Mulyani Indrawati 0,5 persen; dan Puan Maharani 0,1 persen.

Charta Politika juga merilis hasil sigi terbaru pada Maret 2021 berdasarkan survei yang dilakukan pada 20-24 Maret 2021. Survei melibatkan 1.200 responden melalui wawancara telepon. Metode yang digunakan yakni stratified dengan pengacakan sistematis. Charta Politika mengklaim margin of error survei 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam simulasi 12 nama, ada dua nama tokoh perempuan yang masuk radar survei, yakni; Risma dan Puan. Elektabilitas Tri Rismaharini 5,3 persen dan Puan Maharani 1,2 persen.

Akar Rumput Strategic Consulting juga melakukan survei dengan mewawancarai 1.200 responden acak di 34 provinsi pada 26 April-8 Mei 2021. Metode survei yang dilakukan adalah multistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Hasilnya, elektabilitas Risma berada di angka 3,97 persen. Di bawah Risma ada Puan Maharani dengan 2,48 persen dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 0,66 persen.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menyebut, meskipun masih punya PR meningkatkan elektabilitas, Khofifah punya peluang kuat dilirik sebagai kandidat paslon menuju Pilpres 2024, lantaran memiliki jaringan Islam perempuan dan punya jaringan kuat. "Tidak hanya di Jawa Timur, tapi juga di seluruh Indonesia," kata Hendri dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 29 April 2021.

Peluang Puan Maharani dinilai lebih besar lagi, karena dengan persentase kursi DPR sebesar 22,26 persen, PDIP bisa mengusung calon sendiri.

Namun, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor, mengatakan posisi PDIP masih cukup dinamis dalam menentukan capres 2024. Ia beranggapan bahwa PDIP tak akan nekat mengusung Puan ketika elektabilitasnya rendah. Firman yakin pada akhirnya PDIP akan mengalah dan memilih calon presiden yang mempunyai elektabilitas tinggi.

Firman mengambil contoh keputusan Megawati dalam pemilihan presiden 2014 yang memilih Jokowi sebagai calon presiden. "Setingkat Megawati saja akhirnya harus mengalah oleh survei elektabilitas. PDIP pasti berhitung," kata Firman.

la berpendapat, jika PDIP berkukuh memilih Puan, mereka harus mengeluarkan energi yang lebih besar untuk mendongkrak elektabilitas anak Megawati tersebut. "Setidaknya mulai bergerak sejak akhir tahun ini, tentu dengan bantuan partai pendukung."

Adapun Susi Pudjiastuti menyebut bahwa sistem politik di Indonesia tak memungkinkan dirinya mencalonkan diri sebagai kepala negara secara independen. Biasanya, setiap partai di Republik Indonesia telah mempunyai capres pilihan masing-masing untuk dicalonkan menjadi presiden nantinya. "Ya tidak bisa. Partainya juga tidak mau, tidak akan suka sama saya. Orang kayak Susi yang lulus SMA bisa jadi menteri itu sudah keajaiban, dan itu karena Pak Jokowi angkat saya," ujar Susi, April 2020 lalu.

Sementara Risma menegaskan tak berminat menjadi calon presiden atau Capres 2024. "Aku enggak punya duit, dan aku enggak kepengin," kata Risma di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 24 Mei 2021. Adapun Sri Mulyani belum pernah berbicara seputar kemungkinan menjadi capres di Pilpres 2024.

Berita terkait

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

2 menit lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

1 jam lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

1 jam lalu

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

Koalisi Perubahan dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Aceh.

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

3 jam lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

16 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 hari lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya