Pengamat Usul Ada Konvensi Bila Pilpres 2024 Hanya 2 Paslon

Senin, 31 Mei 2021 09:02 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) saat pertemuan di FX Senayan, Jakarta, Sabtu, 13 Juli 2019. Kedua kontestan Pilpres 2019 itu sepakat untuk menjaga kesatuan dan persatuan di Indonesia. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies Nyarwi Ahmad menanggapi keinginan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto agar Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon. Dari sisi efisiensi proses pemilu, Nyarwi menilai ide itu bagus dan positif.

Dengan dua pasangan calon, kata dia, proses pemilu hanya akan berlangsung satu tahap dengan jangka waktu lebih pendek, serta lebih menghemat biaya dan sumber daya.

Namun, kata Nyarwi, hal itu berpotensi membuat Pilpres 2024 menjadi tak inklusif. Ia mengatakan ide tersebut merugikan bagi figur-figur yang potensial maju dan mendapat dukungan dari masyarakat, tetapi tak dicalonkan oleh partai politik.

"Bukan tidak mungkin, panggung pilpres nantinya hanya menjadi ruang kompetisi untuk segelintir elite yang berkuasa di parpol atau kalangan tertentu yang mendapatkan dukungan kuat serta memiliki kedekatan personal dengan elite-elite kunci di parpol," kata Nyarwi dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 30 Mei 2021.

Selain itu, Nyarwi mengingatkan pertarungan sengit dua pasangan calon presiden-wakil presiden di Pilpres 2014 dan 2019 yang berujung pada menguatnya polarisasi politik berbasis agama.

Advertising
Advertising

Nyarwi mengatakan sebenarnya tak masalah jika Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon. Asalkan, kata dia, koalisi partai pengusung melakukan seleksi secara terbuka, inklusif, dan demokratis dengan mengakomodasi pendapat publik.

Ia mengatakan hal ini misalnya bisa dilakukan dengan konvensi oleh koalisi partai politik yang ingin mengusung pasangan calon. Gagasan konvensi koalisi ini sebelumnya dilontarkan Partai NasDem untuk kepentingan Capres 2024.

Menurut Nyarwi, konvensi oleh koalisi parpol perlu mengedepankan enam hal. Pertama, tak ditujukan menutup peluang publik, masyarakat, atau pemilih untuk mendapatkan sosok paslon yang diinginkan. Kedua, proses seleksi berbasis indikator tertentu, seperti tingkat kecocokan antara orientasi ideologi kandidat dan ideologi parpol, potensi kontribusi kandidat untuk mewujudkan cita-cita prioritas parpol, dan sebagainya.

"Ketiga, setiap tahapan yang dijalankan dalam konvensi tersebut juga harus dilakukan secara transparan dan akuntabel," kata dia.

Keempat, konvensi dijalankan dengan mempertimbangkan dinamika pendapat publik, khususnya menyangkut profil personal, karakter, dan kapasitas pasangan capres-cawapres. Kelima, mekanisme konvensi berbasis pada prinsip demokrasi, memberikan peluang pada semua kader yang potensial ataupun figur publik yang memiliki rekam jejak dan kinerja bagus dalam kepemimpinan.

Keenam, konvensi diarahkan untuk memilih bakal capres-cawapres terbaik yang memiliki profil personal, karakter, integritas, dan kompetensi bagus serta pengalaman memadai dalam mengelola pemerintahan. Paslon juga harus memiliki basis ideologis dan elektoral yang luas dan inklusif agar dapat diterima di berbagai kalangan.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya mengatakan akan membangun koalisi sehingga Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon. Ia mengatakan dengan demikian Pilpres 2024 hanya akan berlangsung satu putaran.

Baca juga: Politikus PDIP Usul Puan - Anies Baswedan di Pilpres 2024, Bukan Dengan Prabowo

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

44 menit lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

1 jam lalu

Teguh Prakosa Daftar Maju Pilkada Solo dari PDIP

Teguh Prakosa akan menyerahkan syarat pendaftaran tahap penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota di PDIP Kota Solo pada 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

14 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 hari lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

1 hari lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

1 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya