Survei Y-Publica: Demokrat, PSI, Partai Ummat Bersaing di 10 Besar

Reporter

Antara

Rabu, 26 Mei 2021 21:11 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (kanan) menyanyikan lagu kebangsaan indonesia Raya sebelum pertemuan kedua partai di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis 22 April 2021. Pertemuan tersebut merupakan silaturahmi antara kedua Parpol sekaligus membahas kondisi politik nasional terkini. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Y-Publica mencatat elektabilitas Partai Demokrat mengalami tren peningkatan. Kini, partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono itu masuk ke posisi tiga besar menggeser Partai Golkar.

"Elektabilitas Demokrat bertengger di angka 8,1 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono, Rabu, 26 Mei 2021. Pada urutan pertama masih diduduki PDIP dengan elektabilitas 22,5 persen, disusul oleh Gerindra sebesar 13,2 persen.
Golkar yang sebelumnya selalu menempati urutan ketiga, terlempar ke empat besar dengan raihan elektabilitas 7,8 persen. Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum memiliki wakil di DPR terus naik bahkan menempati rangking enam besar. Pada jajaran papan bawah, Partai Ummat juga terus mengalami kenaikan dan memimpin elektabilitas partai-partai yang sudah lahir lebih dulu.
Menurut Rudi, kenaikan elektabilitas Demokrat terjadi sejak survei pada Februari 2021. Tren tersebut tidak lepas dari polemik kongres luar biasa (KLB) dimana kubu Agus Harimurti Yudhoyono berhasil selamat dari upaya penggulingan oleh kubu Moeldoko.
Di tengah gesekan kedua kubu, nama AHY juga kerap muncul dalam bursa calon presiden 2024 ataupun sebagai calon wakil presiden. Rudi menilai di tangan AHY, Demokrat berhasil membangun kepemimpinan oposisi menantang dominasi tiga besar parpol, yaitu PDIP, Gerindra, dan Golkar.

Pada jajaran papan tengah, PSI memantapkan diri setelah masuk ke posisi enam besar dengan elektabilitas mencapai 5,3 persen. "Di antara parpol-parpol non-Senayan lainnya, PSI paling berpeluang lolos parliamentary threshold," tutur Rudi.
Sementara itu, parpol baru yang didirikan Amien Rais, Partai Ummat, paling bersinar di antara parpol papan bawah. "Dengan elektabilitas 1,7 persen, Partai Ummat mengancam PAN yang dahulu juga didirikan Amien Rais, tetapi kini terus menurun elektabilitasnya," ucap Rudi.
Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Mei 2021 menyasar 1.200 orang yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut elektabilitas partai politik hasil survei Y-Publica:
PDIP 22,5 persen
Gerindra 13,2 persen
Demokrat 8,1 persen
Golkar 7,8 persen
PKS 5,8 persen
PSI 5,3 persen
PKB 5,1 persen
Nasdem 3,8 persen
PPP 2,1 persen
Partai Ummat 1,7 persen
PAN 1,1 persen
Perindo 0,6 persen
Hanura 0,5 persen
Gelora 0,1 persen
Berkarya, PBB, Garuda, PKPI, dan Masyumi Reborn masing-masing 0,0 persen
Tidak tahu/tidak jawab 22,3 persen

Berita terkait

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

17 menit lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

2 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

5 jam lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

18 jam lalu

Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN Sudah 18 Persen, Diklaim Tak Ada Masalah Lahan

Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN memastikan tidak ada permasalahan lahan untuk pembangunan runway Bandara VVIP di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Hanum Rais Daftar ke PKB untuk Maju di Pilkada Kota Yogyakarta

18 jam lalu

Hanum Rais Daftar ke PKB untuk Maju di Pilkada Kota Yogyakarta

Putri Amien Rais, Hanum Rais tercatat mendaftarkan diri ke Partai Kebangkitan Bangsa untuk maju di Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

21 jam lalu

Masih Ada 2.086 Hektare Lahan Bermasalah di IKN, Basuki Hadimuljono: Pasti Clear

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono buka suara soal 2.086 hektare lahan di IKN yang masih bermasalah.

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

22 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

23 jam lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

23 jam lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya