Pemerintah Targetkan Tak Ada Sampah di TPS Terbuka
Jumat, 14 November 2008 18:44 WIB
Pernyataan ini disampaikan Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum, Soesmono, dalam sebuah workshop pengolahan sampah di Kuta Bali, Jumat (14/11). "Targetnya tidak ada open dumping, sampah tidak dibuang di tempat terbuka," kata dia.
Sejak tahun 1980-an, kata dia, pemerintah telah mengupayakan cara terbaik untuk pengolahan sampah. Namun, langkah ini terkendala dengan teknologi dan sumber daya manusia yang terbatas. Dari beberapa teknologi pengolahan sampah yang dikenalkan, lanjut dia, rata-rata berharga mahal. Mahalnya biaya ini menyebabkan pemerintah daerah kesulitan membangun pengolahan sampah yang memadai.
Diantara teknologi pengolahan sampah yang ditawarkan saat ini antara lain adalah diolah menjadi pupuk kompos dan merubah gas sampah menjadi energi. "Biayanya bisa mencapai Rp 5 milyar,"ujar dia. Cara lainnya, kata dia, adalah dengan Sanitary Landfill dan Control Landfill.
Dia mengatakan dari sekitar 300-an TPS di Indonesia, jumlah TPS yang memiliki sistem pengolahan sampah yang baik di Indonesia hanya berkisar di bawah 50 persennya saja. Padahal, jumlah produksi sampah per hari di kota-kota besar cukup tinggi. Misalnya, Jakarta 8 ribu ton, Bekasi seribu ton, Bandung 1.500 ton, dan Denpasar 800 ton.
Dia berharap masyarakat sadar akan sulitnya mengolah sampah di Indonesia. Caranya dengan melakukan daur ulang dan memilah sampah dari jenis berbeda. "Kalau benar-benar diolah, yang sampah hanya 18 persen saja," kata dia, "Lainnya bisa didaur ulang."
Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono Prawirosudirdjo mengatakan kesadaran masyarakat terhadap sampah perlu ditingkatkan. Kebanyakan masyarakat, menurut dia, menilai sampah merupakan barang bekas yang tak bisa dipakai lagi. Padahal, dari daur ulang sampah bisa dihasilkan barang yang bermanfaat lain.
Menurut dia, pengolahan sampah memang penting didukung dengan teknologi yang memadai. Namun, hal ini harus ditunjang dengan kesadaran masyarakat terhadap pengolahan sampah yang baik. "Bukan hanya teknologi yang muluk-muluk, tapi memang perlu kedisiplinan," kata dia. ANANG ZAKARIA