Eks KKM KRI Nanggala: Kemampuan Oksigen 72 Jam Jika Kedalaman Kurang 300 Meter

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 24 April 2021 02:30 WIB

Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin, 6 Februari 2021. Terdapat 53 awak di dalam Kapal Selam tersebut. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala -402 pada 1985, Laksamana Muda (Purnawirawan) Frans Wuwung, setuju dengan pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono bahwa kemampuan bertahan awak kapal hanya sampai Sabtu hari ini, 24 April 2021. Sebab, cadangan oksigen di dalam kapal hanya mampu bertahan selama 72 jam sejak kapal tersebut karam.

Hanya saja, kata Frans, daya tahan oksigen 72 jam seperti pernyataan KSAL Yudo Margono itu bisa terjadi kalau posisi kapal di atas 300 meter di bawah permukaan air. “Tapi kalau posisi kapal lebih dari kedalaman itu, sudah tidak ada cerita,” kata Frans saat ditemui di Surabaya, Jumat, 23 April 2021.

Frans menganalisa, jika karamnya kapal selam tersebut karena black out seperti dugaan selama ini, berarti segala peralatan tidak bisa digerakkan atau power lost. Kemudi dalam posisi menyelam dan motor sudah menuju ke penyelaman. “Barangkali ABK-nya ada something, sehingga dia terlalu lama untuk mencari penyebab black out,” katanya.

Frans berfikir, karena waktu Nanggala berlayar itu masih di pagi buta, antara jam 03.00-04.00, awak kapal belum siap betul. Sehingga ketika kondisi darurat, mereka panik dan hanya bisa teriak-teriak. Frans menduga black out diakibatkan karena saklar jatuh dan ABK kurang siap untuk mengatasi. “Karena kapal itu kalau menyelam cepat sekali,” kata dia.

Ketika masih menjadi kepala kamar mesin dengan pangkat letnan kolonel (laut), Frans mengaku punya penglaman saat KRI Nanggala-402 itu mengalami black out. Dalam keadaan gelap gulita dan kapal menuju ke kedalaman 50 meter, ia segera menekan tombol lampu darurat di dalam kamar mesin. Lampu darurat ini menggunakan baterey cadangan.

Selain itu, para ABK sigap menyalakan senter yang mereka bawa di sakunya masing-masing. “Kemudian kami cari penyebab black out itu dan akhirnya ketemu, yakni karena saklarnya jatuh. Akhirnya bisa kami perbaiki dengan cepat,” kata mantan anggota Fraksi TNI/Polri DPR ini.

Penyebab black out, kata Frans, biasanya karena converter-nya mengalami gangguan. Gangguan converter bisa disebabkan oleh ruang baterey dipenuhi air laut. Namun dalam kasus KRI Nanggala, Frans ragu jika gangguan converter itu akibat ruang baterey dipenuhi air. “Wong kapal baru menyelam kok terhadi kebocoran di ruang baterey, jadi rasanya nyaris mustahil,” katanya.

Hanya saja, kata dia, ada teori bila ruang baterey dipenuhi air laut, kemudia elektrolit bercampur air laut, timbul gas berwarna putih, lalu nol koma sekian detik aliran listrik putus. “Tapi kalau penyebabnya ini, rasanya kok sulit terjadi wong baru mau menyelam,” ujar Frans.

Baca Juga: Kemenhan Pantau Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402



Berita terkait

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

3 hari lalu

Anggota TNI AL Cekcok dengan Pengendara di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi

Video viral anggota TNI AL yang cekcok dengan sopir truk katering di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

5 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

7 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

13 hari lalu

Bedah Buku Karya KSAL, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista

Peningkatan Alutsista sangat diperlukan seturut posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

16 hari lalu

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

Tak hanya prajurit TNI AL, Bintang Jalasena juga diberikan kepada WNI bukan prajurit, bahkan WNA yang telah berjasa.

Baca Selengkapnya

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

16 hari lalu

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

ABK yang lari dari kapal ikan asing loncat ke laut dan berenang sejauh 12 mil. Satu tak selamat.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

17 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Mabes Polri: Penyelesaian Berjalan Baik

Mabes Polri bungkam untuk penjelasan berikutnya perihal proses hukum terhadap anggota Brimob yang terlibat bentrok.

Baca Selengkapnya

TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

17 hari lalu

TNI AL Kerahkan Kapal Perang untuk Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

TNI AL mengerahkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 untuk mengevakuasi masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

17 hari lalu

Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Berakhir Damai, Patroli Bersama Digalakkan Usai Baku Pukul

Pasca-bentrokan antara Brimob dan TNI AL di Pelabuhan Sorong, diketahui sebelumnya di beberapa daerah di Indonesia, konflik serupa pernah terjadi.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

17 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya