5 Fakta Cellebrite, Teknologi Sedot Data Asal Israel dalam Kasus Jumhur Hidayat

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Amirullah

Selasa, 6 April 2021 06:50 WIB

Tersangka Petinggi Komite Eksekutif KAMI Jumhur Hidayat tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat, 16 Oktober 2020. Jumhur mengunggah konten yang diduga bernada kebencian dan berita bohong bernuansa SARA di media sosial yang mengakibatkan terjadinya anarkisme dan vandalisme dalam unjuk rasa menentang UU Cipta Kerja. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang kasus penyebaran berita bohong dengan terdakwa Jumhur Hidayat, petinggi Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), terus berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Salah satu fakta terbaru yaitu Mabes Polri diketahui menggunakan perangkat dan aplikasi buatan Israel, Cellebrite, untuk meyedot jejak digital Jumhur.

Ini terungkap dalam sidang lanjutan pada Senin, 5 April 2021. Dalam sidang ini, jaksa penuntut umum menghadirkan seorang pegawai Mabes Polri, Asep Saputra, sebagai saksi. Asep merupakan ahli forensik digital.

Dalam persidangan, Asep menjelaskan tahapan pengambilan data digital milik Jumhur. "Analisis data digital hanya terkait dengan unggahan Jumhur soal Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja," kata Asep, Senin, 5 April 2021.

1. Cellebrite asal Israel

Cellebrite merupakan alat perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak buatan perusahaan digital intelijen Israel, yang sudah berdiri sejak 1999. Alat ini bisa mengambil data-data dari perangkat elektronik, seperti gawai, komputer, tablet, kartu penyimpan data (memory card), sampai perangkat keras penyimpan data (hard disk).

Advertising
Advertising

Cellebrtie dipimpin oleh Yossi Carmil sebagai CEO. Dalam laman resmi perusahaan, cellebrite.com, disebutkan Cellebrite dikembangkan oleh bekas-bekas anggota penegak hukum di sejumlah negara dan unit intelijen Israel.

2. Polisi sampai Perusahaan Farmasi

Selama ini, polisi di beberapa negara diketahui banyak menggunakan teknologi ini. Salah satunya yang bernama Cellebrite Universal Forensic Extraction Device Touch biasa disebut Cellebrite UFED Touch, untuk memeriksa data di ponsel tersangka pelaku kejahatan.

Selain itu, Cellebrite UFED Touch menjadi solusi seluler canggih yang dapat mengekstrak, menerjemahkan dan menganalisis data yang dapat ditindaklanjuti dari smartphone, tablet genggam, dan perangkat GPS portabel untuk digunakan dalam penegakan hukum.

Teknologi ini juga menawarkan teknologi canggih pemeriksaan data ponsel milik tersangka yang terjerat kasus. Laman resmi perusahaan pun mencatat polisi di 25 dari 27 negara anggota Uni Eropa, 20 kota besar di Amerika Serikat, san 10 dari 20 kota terbesar di duna.

Tapi tak hanya kepolisian. Teknologi ini juga digunakan oleh perbankan, perusahaan perangkat lunak, telekomunikasi, sampai perusahaan farmasi.

3. Dapat Mengambil Data Tersembunyi

Co-Chief Executive Cellebrite, Yossi Carmil mengatakan, Cellebrite UFED Touch dapat mengambil data tersembunyi di dalam hampir semua perangkat seluler.

“Sepuluh tahun lalu seseorang harus duduk dan secara fisik menguliti ponsel. Jika pesan telah dihapus, maka akan hilang selamanya. Tapi seperti di komputer, bahkan jika Anda menghapus sesuatu, itu sebenarnya masih ada di smartphone. Sistem kami dapat mengambilnya. Ini lebih sulit dilakukan ketimbang dengan komputer karena ada begitu banyak sistem dan perangkat,” ujar Carmil, dikutip Jewishbusinessnews, pada Desember 2019.

Di sisi lain, penjualan Cellebrite meningkat dramatis sejak smartphone banyak digunakan sebagai sumber bukti bagi penyelidikan tindak kriminal.

Perangkat seluler para tersangka dan korban sama-sama memiliki banyak bukti untuk membawa seorang pelaku kejahatan ke pengadilan.

Misalnya, jika seseorang di berada lokasi kejahatan dan tidak mengetahuinya. Mungkin ia telah mengambil gambar di area tersebut dengan ponsel yang tidak layak untuk disimpan sehingga dihapus. Teknologi ini dapat memulihkan gambar-gambar yang dihapus.

4. Menuai Kontroversi di Amerika

Cellebrite memiliki andil dalam berbagai kasus kontroversi, pasalnya teknologi ini dapat digunakan dengan atau tanpa persetujuan individu. Pada 2011, cabang Michigan dari American Civil Liberties Union mempertanyakan apakah pasukan Polisi Negara Bagian Michigan menggunakan Cellebrite UFED Touch untuk memata-matai ponsel warga secara tidak sah.

5. Puslabfor Mabes Polri

Sementara di Indonesia, Cellebrite UFED Touch, digunakan oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri Cabang Surabaya. Alat tersebut pernah digunakan dalam kasus pelanggaran UU ITE seorang artis. Terbaru, polisi juga menyedot data dalam kasus Jumhur Hidayat dengan teknologi ini.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

19 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

20 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

3 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya