PBNU Sebut Teroris Keliru Pahami Makna Jihad
Reporter
Friski Riana
Editor
Syailendra Persada
Sabtu, 3 April 2021 13:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan para teroris keliru memahami makna jihad.
"Ini kekeliruan mendasar. Jihad betul perintah agama, tapi di Alquran sendiri, ayat yang menyebut jihad tidak kurang 42 ayat, makanya tidak tunggal," kata Robikin dalam diskusi Polemik, Sabtu, 3 April 2021.
Robikin menjelaskan, jihad tidak secara harafiah diartikan sebagai perang, apalagi menyematkannya dengan pedang, darah, dan air mata. Sebab, jihad juga kesungguhan manusia untuk melawan hawa nafsu.
Ketua PBNU ini menceritakan, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa setelah perang badar akan memasuki perang yang lebih berat, yaitu perang melawan hawa nafsu. Di era saat ini, jihad yang pertama dilakukan adalah melawan hawa nafus agar tidak melakukan tindakan destruktif yang merugikan diri dan orang lain.
Dalam konteks negara bangsa seperti Indonesia, kata Robikin, jihad juga harus dimaknai memperjuangkan agar segenap kebodohan bisa dihilangkan, mencerdaskan kehidupan bangas dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Bahkan, menurut Robikin, seseorang yang bekerja dan mendapat honorarium juga merupakan jihad, karena bekerja demi anak dan istrinya agar bisa melangsungkan kehidupan dengan baik. "Menghilangkan kemiskinan ini penting," katanya mengomentari para teroris yang salah memaknai jihad.
Baca: Peneliti LP3ES Paparkan Alasan Perempuan yang Terlibat Terorisme Jadi Lebih Aktif