Demokrat Kubu Moeldoko Tak Ingin Proyek Hambalang Mangkrak Jadi Candi

Jumat, 26 Maret 2021 15:09 WIB

Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat, 5 Maret 2021. Kepala Staf Presiden Moeldoko tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. ANTARA/Endi Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara kubu Kongres Luar Biasa Partai Demokrat Deli Serdang, Muhammad Rahmad berharap penegak hukum menuntaskan pengusutan kasus korupsi Hambalang yang terjadi di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia mengatakan penuntasan kasus hukum itu perlu agar pembangunan proyek Hambalang bisa dilanjutkan.

"Kami tidak ingin proyek mangkrak itu berubah menjadi Candi Hambalang," kata Rahmad ketika dihubungi, Jumat, 26 Maret 2021.

Rahmad mengatakan Demokrat kubu Moeldoko tak ingin mengintervensi hukum. Menurut dia, lembaga hukum harus dibiarkan berjalan sebagaimana mestinya. Namun Rahmad menyinggung bahwa proyek Hambalang tak bisa dilanjutkan sebelum persoalan hukumnya rampung.

"Jika kasus Hambalang belum tuntas, masih ada yang mengganjal, masih ada yang patut menjadi tersangka, maka tentu sebaiknya dapat segera dituntaskan," ucapnya.

Rahmad mengklaim, bagaimana pun pihaknya merasa harus bertanggung jawab kepada masyarakat agar proyek Hambalang yang menelan biaya Rp 2,5 triliun itu tak sia-sia. Jika tak dilanjutkan, kata dia, uang yang berasal dari rakyat itu akan terbuang percuma dan terkubur di proyek mangkrak era SBY.

Advertising
Advertising

Rahmad mengatakan di bawah kepemimpinan Moeldoko, pihaknya merasa perlu meminta maaf kepada masyarakat Indonesia sebagai wujud tanggung jawab atas hal tersebut. Ia mendukung langkah-langkah apa pun yang diambil pemerintahan Presiden Jokowi untuk melanjutkan pembangunan Hambalang.

"Tentu kami berharap kepada penegak hukum agar dapat membantu langkah pemerintah sehingga pembangunan Hambalang dapat dilanjutkan," kata dia.

Demokrat kubu Moeldoko mengungkit kembali kasus korupsi Hambalang yang menyeret sejumlah kader Demokrat. Salah satu pendiri Demokrat Max Sopacua bahkan menyinggung nama Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang menurutnya belum tersentuh proses hukum terkait kasus rasuah itu.

Adapun Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan partainya memiliki sikap tegas dan jelas terkait kasus korupsi Hambalang. Demokrat, kata Herzaky, mempersilakan jika penegak hukum ingin kembali membuka kasus tersebut.

Herzaky meminta tak ada keraguan dari penegak hukum bila pengusutan kembali kasus itu memang diperlukan. Dia meminta prosesnya dibuat terang seperti ketika Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden.

"Jadikan prosesnya tetap terang-benderang seperti di era Bapak SBY. Jangan ada keraguan dalam mengusut kembali kasus ini jika dirasa memang diperlukan. Jangan tebang-pilih," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Maret 2021.

Herzaky juga mempertanyakan apakah kubu KLB Deli Serdang memiliki bukti baru yang dapat membantu pengungkapan kasus Hambalang itu. Dia mengatakan Max cs semestinya menyerahkan kepada penegak hukum jika mereka memang memiliki bukti baru tersebut.

Namun, lanjut Herzaky, Max cs semestinya tidak menebar fitnah apabila mereka tak mempunyai bukti baru di kasus Hambalang. "Jika memang tidak punya bukti apa-apa, jangan sibuk menebar fitnah dan hoaks. Sebaiknya diam saja, daripada mengotori ruang publik dengan kata-kata yang tak bermanfaat," kata Herzaky.

Baca juga: Demokrat Persilakan Jika Kasus Hambalang Diusut Lagi: Jangan Tebang Pilih

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

4 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

4 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

4 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

6 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

6 jam lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

8 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

9 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

10 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

13 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

14 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya