TEMPO Interaktif, Jakarta:Advokat senior Adnan Buyung Nasution mengritik Presiden Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan yang terkesan menolak amandemen konstitusi terutama pemilihan presiden langsung. Dia memperingatkan sikap itu justru akan menyulut oposisi yang lebih luas terhadap Megawati dan partainya. ”Bahkan akan memancing konfrontasi terhadap Megawati. Jadi pikirkan kembali sikap yang menentang kemajuan itu,” tegas doktor hukum dari Utrech, Belanda, itu dengan disertasi Demokrasi Konstituante, Kamis (4/7), usai berbicara dalam diskusi amandemen konstitusi UUD 1945 di Jakarta. Buyung menyesalkan sikap Megawati yang terkesan menolak pemilihan presiden langsung.”Saya minta (pernyataan) Mega dicabut, kalau tidak Mega akan repot menghadapi rakyat,” papar dia. Buyung menduga penolakan tersebut hanya oleh segelintir orang PDIP. Ia yakin tokoh-tokoh tua PNI seperti Isaneni –salah seorang deklarator PDI pada 1974— tidak tahu soal amandemen konstitusi itu. “Mega juga belum tentu,” ucapnya. Saat berada di Slowakia, tempo hari, Presiden Megawati mensinyalir rakyat tidak siap dengan pemilihan presiden langsung. Sementara, politisi senior PDIP, Sukowaluyo Mintohardjo, menyatakan Megawati meminta pemilihan langsung itu ditunda pada 2009. Dan, Sekjen DPP PDIP Soetjipto mengakui Megawati menginginkan pasal tersebut ditinjau lagi. Adnan Buyung memperkirakan dibalik kesan penolakan itu terdapat kepentingan politik yakni agar PDIP bisa terus bertahan atau berkuasa. “Kalau pun bukan Mega, orang-orang di sekelilingnya. Mereka merasa diuntungkan Mega menjadi presiden,” tegas pengacara berambut perak itu. (Hilman Hilmansyah – Tempo News Room)
Berita terkait
Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..
8 menit lalu
Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..
"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.