LIPI Targetkan Penyerahan Bibit Vaksin Merah Putih pada Awal Tahun Depan

Reporter

Antara

Selasa, 16 Maret 2021 14:48 WIB

Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Rabu, 12 Agustus 2020. Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih ke industri atau pabrik vaksin pada awal 2022. "Yang akan diserahkan ke industri adalah klon sel mamalia yang memenuhi standard cGMP (current Good Manufacturing Practice atau Cara Pembuatan Obat yang Baik)," kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI Wien Kusharyoto kepada Antara, Selasa 16 Maret 2021.

Klon sel mamalia tersebut dipastikan telah mampu memproduksi protein secara stable expression dan sudah terkarakterisasi genetik, performa dan stabilitasnya. Performa berkaitan dengan banyak protein yang dapat dihasilkan, sedangkan stabilitas berkenaan dengan tetap mampu memproduksi jumlah protein yang serupa setelah beberapa generasi sel.

Untuk uji preklinis, produksi protein cukup dengan ekspresi transien (transient expression) dengan standar Good Laboratory Practice (GLP). "Proteinnya otomatis perlu dipurifikasi dan dikarakterisasi juga," ujar Wien.

Jika klon sel mamalia sudah diserahkan ke industri, industri tersebut akan memproduksi proteinnya secara cGMP, diformulasi dengan adjuvan yang dipilih, untuk kemudian dilakukan uji klinis. Adjuvan yang akan digunakan harus dipertimbangkan dengan benar.

Wien mengatakan efikasi vaksin Novavax yang berbasis protein rekombinan bisa mencapai 96 persen karena adjuvant yang digunakan adalah adjuvan Novavax, yakni Matrix-M. "Kami belum tahu apakah kandidat vaksin LIPI akan diserahkan ke Bio Farma," tutur Wien.

Advertising
Advertising

Menurut Wien, Bio Farma mungkin juga akan menunggu hasil uji preklinis terlebih dahulu sebelum bersedia menerimanya.

Sebelumnya, LIPI mengembangkan bibit vaksin Merah Putih dengan platform protein rekombinan fusi. Namun, vaksin rekombinan subunit COVID-19 yang dibuat LIPI berbeda dengan bibit vaksin yang sedang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Ratih Asmana Ningrum menuturkan pihaknya sudah membuat rancangan desain protein yang berbeda secara sintetik yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan respons imun apabila diberi vaksin tersebut.

Baca: BPOM: Target Produksi Vaksin Merah Putih Semester II 2022

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

21 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

49 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

59 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Kerugian Indofarma Bisa Berdampak ke Bio Farma, Pengamat Ini Dorong untuk Tarik Investor Strategis

1 Februari 2024

Kerugian Indofarma Bisa Berdampak ke Bio Farma, Pengamat Ini Dorong untuk Tarik Investor Strategis

Pengamat BUMN dari UI, Toto Pranoto, mengatakan kondisi PT Indofarma yang merugi bisa berdampak pada kinerja induk perusahaannya, yaitu Bio Farma.

Baca Selengkapnya