Pengamat Ekonomi: Empat Pertimbangan Investasi Saham BPJamsostek

Senin, 15 Maret 2021 19:33 WIB

Pengamat Ekonomi Ardo R. Dwitanto.

INFO NASIONAL – Ekonom menanggapi penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung) RI terhadap BPJS Ketenagakerjaan BPJamsostek. Penurunan nilai investasi saham BPJamsostek secara mendasar berbeda dengan investasi saham pada Jiwasraya dan Asabri. Paling tidak ada empat hal yang menjadi pertimbangan.

Pertama, emiten-eminten yang sahamnya dibeli BPJamsostek merupakan emiten-emiten yang juga dibeli para investor saham pada umumnya. Kedua, penurunan nilai investasi saham BPJamsostek disebabkan resiko pasar. Ketiga, risiko pasar yang dialami BPJamsostek setelah dilakukan diversifikasi saham mengikuti indeks pasar saham.

“Keempat, penurunan nilai investasi saham BPJamsostek tidak berdampak pada kemampuan dalam pembayaran klaim,” ujar Pengamat Ekonomi Ardo R. Dwitanto dalam keterangan tertulis.

Menurut Ardo, emiten-emiten pilihan dari BPJamsostek merupakan penghuni tetap Indeks LQ45 dan sebagian besar merupakan penghuni indeks saham investasi global. Yaitu, MSCI Indonesia Index, diantaranya BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, ASII, UNVR, BBNI, dan UNTR. MSCI Indonesia Index merupakan indeks acuan bagi investor global ketika berinvestasi saham di Indonesia.

“BPJamsostek memiliki profil risiko investasi saham cenderung konservatif, yakni mengikuti indeks pasar saham. Emiten-emiten saham dalam portofolio investasi BPJamsostekmerupakan penghuni tetap indeks pasar,” kata Ardo.

Dengan kata lain, semua emiten tersebut, merupakan emiten-emiten pilihan utama para investor karena memiliki kinerja yang bagus, mapan, dan memiliki kapitalisasi pasar saham yang besar atau big caps.

Penurunan nilai investasi saham BPJamsostek disebabkan risiko pasar. Semua investasi memiliki dua sisi yaitu potensi untung dan potensi rugi (resiko). Mengejar potensi untung (return) yang tinggi berarti harus menerima pula potensi rugi (resiko) yang tinggi. Sebaliknya, potensi untung yang rendah diikuti pula oleh potensi rugi yang rendah. Ini yang dinamakan dengan risk-return trade-off.

Meskipun terjadi unrealized loss pada investasi saham, secara keseluruhan nilai dana kelola investasi BPJamostek meningkat terus sejak 2015. Per Desember 2015, nilai dana investasi BPJAMSOSTEK sebesar Rp 206,05 triliun dan bertambah menjadi Rp 486,38 triliun hingga akhir 2020 atau meningkat 137 persen.

“Ini merupakan bukti bahwa manajemen risiko investasi yang diterapkan oleh BPJamsostek telah membuahkan hasil portofolio investasi yang tahan uji terhadap stock market crash akibat lonjakan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19,” ujar Ardo.

Ardo menuturkan, sejak 2016, imbal hasil JHT berhasil dipertahankan di atas rata-rata bunga deposito bank pemerintah. Di 2017, imbal hasil JHT mencapai 7,83 persen per tahun. Sedangkan, imbal hasil JHT di 2020 sebesar 5,59 persen per tahun, di atas rata-rata bunga deposito bank pemerintah, yaitu sebesar 3,62 persen per tahun. Ini membuktikan komitmen BPJamsostek untuk menjaga sustainable growth nilai investasi di atas rata-rata bunga deposito bank pemerintah.

Selain itu, BPJamsostek tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran klaim peserta. Hal ini tercermin dari kenaikan pembayaran klaim tahun 2020 sebesar 22,82 persen, yakni sejumlah Rp 36,94 Triliun. Ini menunjukkan penurunan nilai investasi saham BPJamsostek tidak berdampak pada kemampuannya dalam pembayaran klaim peserta.

“Unrealized loss belum benar-benar mengakibatkan kerugian selama saham-saham yang mengalami kerugian tidak dijual. Ketika saham-saham yang mengalami kerugian dijual, unrealized loss menjadi kenyataan. Jika itu dilakukan, maka terjadi transaksi yang merugikan. Bukti dari sebuah transaksi yaitu biaya transaksi yang dikeluarkan, yang dimana itu tidak ada ketika masih unrealized loss,” kata Ardo. (*)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

22 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

11 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

11 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

14 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

17 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya