Resep dari Dapur Tempo: Mempertahankan Jurnalisme Naratif di Era Media Baru

Reporter

Egi Adyatama

Rabu, 3 Maret 2021 18:04 WIB

Resep dari Dapur Tempo: Jurnalisme Naratif bersama Arif Zulkifli

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pemberitaan Korporat Tempo, Arif Zulkifli, mengatakan jurnalisme naratif memiliki kekuatan tersendiri dalam laporan jurnalistik. Di Tempo, ia mengatakan, jurnalisme naratif punya tempat khusus yang harus dimiliki para wartawannya.

Azul, sapaan akrab Arif, mengatakan jurnalisme naratif adalah khas dari jurnalisme cetak. Meski tetap bisa dipraktikkan di jurnalisme foto atau TV, namun tantangan terbesar tetap hadir di cetak.

"Di TV peristiwa bisa tertangkap kamera, di media cetak kita mesti menggambarkannya agar pembaca bisa merasa ada di tempat wartawan itu ada. Itu namanya reportase. Itu butuh sense yang bagus," kata Azul dalam diskusi bertema 'Resep dari Dapur Tempo', yang disiarkan secara daring di YouTube Tempo, Rabu, 3 Maret 2021.

Di tengah menjamurnya media massa berbasis daring, Azul mengatakan kecepatan menjadi sajian utama media-media. Namun ia meyakini laporan naratif akan tetap relevan di tengah gempuran itu.

"Saya percaya pada dasarnya pembaca akan jenuh dengan berita cepat, dan mereka membutuhkan berita yang lebih panjang," kata eks Pemimpin Redaksi Majalah Tempo tersebut.

Advertising
Advertising

Ia mengakui secara kecepatan, jurnalisme naratif yang kerap mengharuskan waktu penulisan yang lebih panjang, tak dapat bersaing. Namun waktu yang lebih panjang ini bisa dimanfaatkan wartawan untuk lebih mengeksplorasi temuan mereka di lapangan.

Kemampuan wartawan untuk menulis naratif, kata dia, juga perlu terus diasah. Di Tempo, ia mengatakan, para wartawannya diberi pelatihan khusus untuk menguatkan daya tangkap mereka terhadap lingkungan sekitarnya. "Harus ada kesadaran dari pengelola media untuk terus mengeluarkan tulisan seperti itu," kata dia,

Azul kemudian mengutip ucapan Goenawan Mohamad, salah satu pendiri Tempo, terkait dengan perkembangan jurnalisme saat ini. Goenawan mengumpamakan berita cepat, seperti air yang berkecipak di atas sungai. Dia bergerak cepat, berbuih, meletup, ciprat sana sini, tapi dia tak mengendap.

"Tulisan naratif, tulisan panjang. Dia adalah tulisan di dasar sungai. Dia jadi sedimen di sungai itu. Suatu saat dia bisa muncul lagi kalau memang dianggap perlu. Dan itu meninggalkan bekas yang mendalam bagi pembacanya. Itu yang kita harapkan dari tulisan-tulisan di Tempo," kata Azul.

Baca juga: Resep dari Dapur Tempo: Jurnalisme Naratif bersama Arif Zulkifli

Berita terkait

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

12 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

2 hari lalu

Goenawan Mohamad Bicara Pentingnya Kepercayaan dan Etik dalam Profesi Jurnalistik

Goenawan Mohamad mengatakan etik bukanlah sesuatu yang diajarkan secara teoritis, melainkan harus dialami dan dipraktikkan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

3 hari lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo: Utamakan Etika di Tengah Gempuran AI

Dies Natalis Politeknik Tempo kali ini mengambil tema "Kreativitas Cerdas Tanpa Batas" dihadiri segenap civitas akademika Politeknik Tempo.

Baca Selengkapnya

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

5 hari lalu

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

Tempo menggelar pelatihan jurnalisme konstruktif atau constructive journalism selama tiga hari sejak Ahad, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

10 hari lalu

Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

Majalah Tempo edisi akhir Oktober 2023 memaparkan sejumlah peran Jokowi cawe-cawe pengusungan putra sulungnya, Gibran sebagai cawapres Prabowo.

Baca Selengkapnya

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

12 hari lalu

MK Terima 52 Amicus Curiae Terhadap Sengketa Pilpres 2024, Berapa Amicus Curiae yang Akan Dipakai?

Hakim MK telah memutuskan hanya 14 amicus curiae, yang dikirimkan ke MK sebelum 16 April 2024 pukul 16.00 WIB yang akan didalami di sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

14 hari lalu

Sidang Promosi Doktor Ignatius Haryanto, Teliti Transformasi Digital Kompas dan Tempo

Ignatius Haryanto berharap disertasinya ini dapat memberikan masukan kepada para jurnalis dan media.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Tempo Minta Dewan Pers Tegur Bahlil karena Tak Cerminkan Itikad Baik Narasumber Berita

29 hari lalu

Tempo Minta Dewan Pers Tegur Bahlil karena Tak Cerminkan Itikad Baik Narasumber Berita

Tempo menilai respons Bahlil tak mencerminkan itikad baik narasumber berita dan pejabat publik atas penyelesaian sengketa pers.

Baca Selengkapnya

Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

30 hari lalu

Sastrawan Yudhistira Massardi Berpulang, Berikut Karya dan Penghargaan Sepanjang Kariernya

Sastrawan Yudhistira Massardi meninggal dalam usia 70 tahun pada Selasa 2 April 2024 di RSUD Bekasi. Ini karya dan penghargaan yang diterimanya.

Baca Selengkapnya