Survei: Jokowi Divaksin, Efeknya Hanya Turunkan 2 Persen Penolakan Masyarakat

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Minggu, 21 Februari 2021 14:48 WIB

Presiden Jokowi meninjau vaksinasi Covid-19 massal bagi pedagang di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021. Dalam kegiatan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. ANTARA/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Indikator tentang tantangan dan problem vaksinasi Covid-19 menunjukkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menjadi orang pertama divaksin hanya memberikan efek 2 persen penurunan terhadap masyarakat yang menolak divaksin.

"Efek Presiden Jokowi ada, tapi hanya 2 persen menurunkan mereka yang awalnya tidak bersedia menjadi bersedia," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya, Ahad, 21 Februari 2021.

Burhanuddin menjelaskan, dari temuan survei pada 1-3 Februari 2021, sebanyak 41 persen responden tidak bersedia melakukan vaksinasi Covid-19. Adapun survei pada Desember 2020, Burhanuddin mendapai ada 43 persen responden yang tidak bersedia atau sangat tidak bersedia.

Menurut Burhanuddin, dengan angka 41 persen responden yang tidak bersedia divaksin akan menjadi masalah karena vaksinasi untuk kepentingan bersama.

Baca: Kemenkes Buat Empat Arahan Terkait Rencana Vaksin Mandiri

Advertising
Advertising

Sementara responden yang cukup bersedia dan sangat bersedia divaksin ada sebanyak 54,9 persen. Sebanyak 4,2 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Dari 41 responden yang tidak bersedia divaksin, Burhanuddin mengungkapkan 54,2 persen di antaranya beralasan bahwa vaksin mungkin ada efek samping yang belum ditemukan atau tidak aman. Kemudian 27 persen menyatakan vaksin tidak efektif, 23,8 persen menyatakan tidak membutuhkan vaksin karena merasa sehat.

Sebanyak 17,3 persen menyatakan tidak mau membayar untuk mendapatkan vaksin. Lalu 10,4 persen menyatakan vaksin mungkin tidak halal, sebanyak 5,9 persen menyatakan banyak orang yang akan mendapatkan vaksin sehingga tidak perlu ikut, dan 3,1 persen menyatakan tidak mau masuk persekongkolan perusahaan farmasi yang membuat vaksin.

Survei dilakukan dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki tolerasi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Survei dilakukan pada 1-3 Februari 2021 setelah Presiden Jokowi menerima dua kali penyuntikan vaksin Covid-19. Survei dilakukan dengan menelepon 1.200 responden, yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung dalam rentang 2 Maret 2018-Maret 2020.

Berita terkait

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

45 menit lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

9 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

10 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

10 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

22 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya