DPR Anggap Wajar Jokowi Pilih Listyo Sigit Calon Kapolri karena Ada Kedekatan

Kamis, 14 Januari 2021 06:41 WIB

Ketua Komisi III Herman Hery membacakan laporan rangkaian uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri dalam Rapat Paripurna ke-5 Masa Persidangan I tahun 2019-2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Hukum atau Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Herman Herry menilai wajar ada unsur kedekatan dan subyektivitas Presiden Joko Widodo dalam memilih Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri. Herman mengatakan, pada dasarnya pemilihan Kapolri merupakan hak prerogatif Presiden.

"Bahwa Presiden memilih figur yang dekat, yang beliau percaya, itu menjadi hukum yang mutlak karena itu (Kapolri) menjadi bagian dari pemerintah," kata Herman kepada Tempo, Rabu, 13 Januari 2021.

Listyo Sigit memang dianggap dekat dengan Jokowi lantaran pernah menjadi ajudan Presiden pada 2014-2016. Kedekatan keduanya disebut-sebut mulai terjalin saat Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo dan Sigit menjabat Kepala Kepolisian Resor Surakarta.

Herman mengatakan, ia sendiri menilai terpilihnya Sigit sebagai calon Kapolri adalah hal wajar. "Saya pribadi merasa kalau Presiden memilih Listyo Sigit itu bukan hal yang terlalu istimewa. Wajar-wajar saja, bahwa itu subyektif ya itu subyektif, karena orang dekat," ujar Herman.

Politikus PDI Perjuangan ini berujar, subyektivitas Jokowi dibungkus dalam hak prerogatifnya sebagai Presiden. Berikutnya, kata dia, Komisi III DPR-lah yang akan menguji apakah calon pilihan Presiden itu memenuhi syarat sebagai Kapolri.

Advertising
Advertising

Komisi III akan menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap Listyo pada pekan depan. Herman menargetkan, hasil fit and proper test sudah ada pada Selasa, 19 Januari 2021 sore.

Sebelum melakukan fit and proper test, Komisi III juga bakal mengundang Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk melihat rekam jejak Listyo Sigit.

"Kami akan lakukan RDPU dengan kelompok-kelompok masyarakat atau yang diwakili Kompolnas dan PPATK untuk melihat rekam jejak dan kami akan lakukan profesional," ujar dia.

Herman juga menanggapi sorotan terhadap usia dan angkatan Listyo Sigit yang tergolong muda di Kepolisian. Ia tak menampik akan ada yang tak suka atau tak setuju lantaran lulusan Akademi Kepolisian 1991 itu melangkahi dua angkatan seniornya untuk menduduki kursi pemimpin Korps Bhayangkara.

"Pasti ada, itu wajar. Setuju or tidak setuju, suka or tidak suka, semua tunduk dalam aturan main. Apa yang sudah diputuskan diajukan oleh Presiden lalu diputuskan DPR suka tidak suka harus terima," kata dia. Herman mengimbuhkan, tugas Sigit nantinya untuk mempersatukan internal Kepolisian.


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

RUU Penyadapan Masih Mandek di Tahap Perumusan oleh DPR

2 menit lalu

RUU Penyadapan Masih Mandek di Tahap Perumusan oleh DPR

Pengesahan RUU Penyadapan mandek meskipun sudah masuk dalam Prolegnas 2015-2019.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

26 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

33 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

1 jam lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

1 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

2 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

2 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

12 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya