Membaca Arah Reshuffle Kabinet Jokowi
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Aditya Budiman
Sabtu, 19 Desember 2020 10:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dua kursi di Kabinet Jokowi kosong usai ditinggal Menteri Kelautan dan Perikanan serta Menteri Sosial yang terseret kasus korupsi. Publik masih menunggu langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk sosok pengganti Edhy Prabowo dan Juliari Batubara. Sampai saat ini, dua kursi tersebut masih diisi oleh menteri ad interim.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai, Jokowi sedang melihat waktu yang tepat. "Ini terkait hitungan penanggalan Jawa dan terkait dengan kondisi politik," ujar Ujang saat dihubungi Tempo, Jumat malam, 18 Desember 2020.
Jokowi memang terkenal sebagai presiden 'njawani'
nan lekat dengan simbol-simbol. Jika menilik manuver politik mantan Wali Kota Solo ini, jejak-jejak keputusan penting yang diambilnya berujung di hari Rabu.
Peristiwa reshuffle Kabinet Jokowi datang pada Rabu Pon. Pernah juga pada Rabu Pahing. Jika menilik penanggalan Jawa bulan ini, Rabu Pon jatuh pada 23 Desember.
Selain itu, Ujang menilai, Jokowi mungkin masih menunggu nama-nama yang diajukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sebab, dua kursi menteri yang kosong ini sebelumnya diisi oleh kader PDIP dan Gerindra.
Untuk kursi Mensos, santer terdengar nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma. Baru-baru ini juga mencuat nama Wali Kota Solo FX Rudyatmo. Dari dua nama ini, kata Ujang, yang dinilai lebih berpeluang adalah Risma.
"Sebab dia petinggi PDIP, dekat dengan Mega, perempuan, dan dianggap lebih moncer dari FX Rudi. Sedangkan FX Rudi dianggap kurang menerima Gibran ketika hendak maju jadi calon Wali Kota Solo," ujar Ujang.
Adapun Risma, sebelumnya mengaku belum mendapat tawaran dari Presiden Jokowi untuk menggantikan Juliari. Namun, saat didesak apakah bersedia jika presiden mengajak bergabung ke Kabinet Indonesia Maju, Risma berujar akan melihat perkembangan.
“Ya nanti kita lihat lah. Saya ngikut Ibu Mega saja,” kata Risma kepada wartawan di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam Surabaya, Senin, 14 Desember 2020.
<!--more-->
Sementara Rudi memilih enggan menanggapi serius isu yang berkembang. "Itu kan kabar di Twitter tho. Yang telepon saya belum kok, enggak ada yang telepon saya," kata Rudi seperti dikutip dari Antara, Jumat, 18 Desember 2020.
Rudi juga mengaku kedatangannya ke Jakarta pada Jumat ini tidak ada kaitan dengan isu reshuffle. Dia menyatakan alasan ke Jakarta karena menerima penghargaan terkait Government Award dari Menteri Dalam Negeri.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, menyebut tidak ada agenda pertemuan Presiden Jokowi dengan Rudi di Istana pada Jumat kemarin. "Tidak ada," ujarnya saat dikonfirmasi.
Sejumlah petinggi partai PDIP mengaku belum mengetahui ihwal kader banteng yang akan diusulkan kepada presiden untuk menjadi Mensos. Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, menyebut urusan tersebut menjadi hak prerogatif ketua umum.
Sementara untuk posisi Menteri KKP, beredar sejumlah nama yang masuk lingkaran dekat Prabowo seperti Fadli Zon, Sufmi Dasco Ahmad, dan Sandiaga Uno. "Saya tidak menguasai bidang kelautan dan perikanan, sehingga tidak mungkin saya menjalankan sesuatu yang tidak dikuasai dengan baik," ujar Dasco menanggapi soal namanya masuk radar menteri, pada Rabu lalu.
Dasco mengatakan Gerindra tidak akan mengusulkan nama pengganti Menteri KKP kepada Jokowi. "Semua diserahkan kepada Presiden. Kami pasif," ujar Ketua Harian Partai Gerindra itu.
Pada Selasa lalu, Presiden Jokowi memanggil Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Istana Negara, Jakarta. Namun, Dasco menampik bahwa bosnya itu dipanggil untuk membahas soal reshuffle. "Bukan (bahas pengganti Edhy) kok, pertemuan rutin soal lumbung pangan," ujarnya.
DEWI NURITA | KUKUH S. WIBOWO | ANTARA