Pertamina Dorong Pengembangan Energi Terbarukan

Kamis, 22 Oktober 2020 16:51 WIB

Tangkap layar Daniel S. Purba SVP Strategy & Investment PT Pertamina Persero, Moshe Rizal Husin Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional, dan Fahmi Radhi Pengamat Ekonomi Energi dari UGM dalam diskusi virtual Tempo Energy Day 2020 bertajuk “Masa Depan Energi Fosil di Indonesia” di kanal YouTube Tempo pada Rabu, 21 Okteober 2020.

INFO NASIONAL -- Penggunaan energi fosil masih dominan di Indonesia sekitar 65 persen dari bauran energi. Pemerintah diharapkan segera merumuskan pengembangan energi baru terbarukan untuk menahan lonjakan kebutuhan energi fosil seperti minyak dan batu bara.

Data Dewan Energi Nasional (DEN) pada tahun 2019, menyebutkan cadangan minyak mentah sebesar 3,2 miliar barel setara dengan cadangan 11 tahun. Sedangkan cadangan gas alam sebanyak 32,8 juta miliar standar kaki kubik setara dengan cadangan 42 tahun dan batu bara sebanyak 28,4 juta ton yang setara dengan cadangan 68 tahun.

Menurut Senior Vice President Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba, perseroan berupaya meningkatkan cadangan migas dan menjaga ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan agas elpiji (LPG) di masyarakat. Upaya yang dilakukan dengan mempercepat progression prospective resources menjadi discovery, baik di lapangan migas eksisting maupun eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak di lapangan migas baru.

“Mudah-mudahan dalam beberapa tahun ke depan kami bisa menemukan cadangan baru ataupun memanfaatkan teknologi, sehingga produksi minyak mentah bisa ditingkatkan,” kata Daniel dalam dalam diskusi virtual Tempo Energy Day 2020 bertajuk “Masa Depan Energi Fosil di Indonesia” di kanal YouTube Tempo pada Rabu, 21 Oktober 2020.

Tak hanya itu, langkah pembangunan dan revitalisasi kilang eksisting merupakan salah satu program strategis Pertamina untuk meningkatkan kapasitas produksi pengolahan minyak. Di tengah pandemi Covid-19, Pertamina melanjutkan pembangunan kilang, yakni beberapa proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR).

Advertising
Advertising

Megaproyek kilang tersebut terdiri dari pengembangan kapasitas empat kilang dan pembangunan kilang baru dengan total investasi sekitar US$ 48 miliar. Pengembangan kapasitas dilakukan di kilang Pertamina di Cilacap (Jawa Tengah), Balongan (Jawa Barat), Dumai (Riau), dan Balikpapan (Kaltim). Adapun dua kilang baru dibangun di Tuban (Jawa Timur).

Melalui program ini kapasitas pengolahan kilang menjadi 1,8 juta barel per hari (barrel per day/BPD) dan produksi fuel menjadi 1,5 juta BPD pada 2027, dari saat ini hanya 600.000 BPD. Program RDMP dan GRR juga menunjukkan keseriusan pemerintah dan Pertamina dalam mempersiapkan bahan bakar ramah lingkungan yang memenuhi standar EURO V.

Daniel menambahkan, untuk mengatasi ancaman defisit energi di masa depan Pertamina fokus mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Ada empat pilar utama yang disiapkan untuk memenuhi target bauran energi 23 persen di tahun 2025. Pertama, pengembangan panas bumi (geothermal). Saat ini, Pertamina sudah mengoperasikan sekitar 1.800 megawatt pembangkit panas bumi bersama mitra dan akan terus ditingkatkan.

Kedua bioenergi, seperti pengembangan bioavtur dan biogasoline. Dalam pengembangan bioenergi, Pertamina baru saja melaksanakan program D-100. Adapun pengembangan biogasoline dilakukan dengan ujicoba mencampur 15 persen metanol dan 5 persen etanol. Ketiga, optimalisasi produksi gas. Terakhir, yakni pengembangan baterai kendaraan listrik dengan bekerja sama dengan PT Inalum dan Perusahaan Listrik negara (PLN).

Daniel juga mengungkapkan, upaya mengatasi krisis energi tak cukup sekadar menyusun perencanaan. Diperlukan kolaborasi dan peran dari berbagai pihak untuk melewati berbagai tantangan yang ada. “Perlu ekosistem komprehensif mulai dari regulasi pusat hingga daerah, pemanfaatan teknologi, resources, dan mengundang investor untuk berinvestasi,” katanya, menambahkan.

Pengamat energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, sepakat pengembangan EBT di Indonesia amat potensial. Namun, dilihat dari sisi ekonomi perlu investasi besar. “Seperti geothermal biayanya cukup mahal karena capexnya tinggi sekali. Untuk pengeboran perlu dibangun infrastruktur dan itu dibebankan pada investor,” ujarnya.

Salah satu solusinya, kata Fahmy, pemerintah harus memberi fasilitas untuk membangun infrastruktur, sehingga investor tak terbebani. Di samping itu, pemerintah diminta memberikan insentif fiskal dan pajak untuk mendorong iklim investasi di sektor energi.(*)

Berita terkait

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.

Baca Selengkapnya

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam

Baca Selengkapnya

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.

Baca Selengkapnya

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri

Baca Selengkapnya

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.

Baca Selengkapnya

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.

Baca Selengkapnya

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.

Baca Selengkapnya