Akun Fraksi Rakyat ID dan Bersihkan Indonesia Tumbang Usai Bahas Omnibus Law

Reporter

Egi Adyatama

Minggu, 18 Oktober 2020 18:01 WIB

Massa buruh menggelar aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan gedung DPRD Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis 15 Oktober 2020. Dalam aksinya mereka menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law, karena dinilai tidak berpihak kepada masyarakat dan merugikan buruh. ANTARA FOTO/Syaiful Arif

TEMPO.CO, Jakarta - Akun Twitter Koalisi Bersihkan Indonesia, @bersihkan_indo dan Fraksi Rakyat Indonesia, @FraksiRakyatID, tumbang, Ahad, 18 Oktober 2020. Hal ini terjadi pada saat mereka memaparkan hasil laporan mereka yang berjudul 'Kitab Hukum Oligarki', Para Pebisnis Tambang dan Energi Kotor di Balik Omnibus Law: Peran, Konflik Kepentingan, dan Rekam Jejak.

Juru Bicara Koalisi Bersihkan Indonesia, Ahmad Ashov Birry, mengatakan hal ini terjadi di ujung pemaparan laporan itu. "Akun tiba-tiba log out. Sampai sekarang masih belum bisa," ujar Ashov saat dikonfirmasi.

Kedua akun tersebut memang tengah melaksanakan live tweet dari materi para pembicara di laporan tersebut. Selain itu, siaran live streaming diskusi di kedua akun tersebut juga mendadak harus terhenti.

Dari pantauan Tempo, saat kedua akun tersebut dibuka, muncul peringatan bahwa akun tersebut sementara dibatasi. Disebutkan bahwa hal ini karena 'ada beberapa aktivitas yang tidak biasa dari akun ini'. Meski begitu, masih ada opsi untuk tetap melihat profil akun sepenuhnya.

Ashov mengatakan khusus untuk akun Twitter milik Koalisi Bersihkan Indonesia, ini bukan kejadian pertama. Akun pertama mereka mengalami hal serupa. Akun @bersihkan_indo merupakan akun kedua mereka. "Yang sebelumnya tak bisa kami dapatkan kembali, jadi buat baru lagi," kata Ashov.

Advertising
Advertising

Hari ini, Koalisi Bersihkan Indonesia dan Fraksi Rakyat Indonesia memang tengah memaparkan hasil laporan mereka. Dalam laporannya, mereka mengungkap jejaring pebisnis tambang yang terkait dengan disetujuinya UU Cipta Kerja.

"Kami menemukan bahwa terdapat potensi konflik kepentingan di sepanjang jalan Undang-Undang Cipta Kerja," kata Ashov.

Dari temuan mereka, setidaknya ada tiga menteri di kabinet Presiden Joko Widodo yang terafiliasi dengan bisnis tambang dan energi kotor. Selain itu, ada 9 orang dari total 127 anggota Satgas yang menyusun Undang-Undang Cipta Kerja, yang terafiliasi hal yang sama. Bahkan afiliasi ini juga ditemukan koalisi pada 3 anggota Panitia Kerja (Panja) DPR dan 3 pimpinan DPR yang mengesahkan omnibus law tersebut.

Berita terkait

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

1 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

4 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

12 hari lalu

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

Elon Musk, CEO platform media sosial X, pada Senin mengusulkan biaya langganan bagi pengguna baru

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

30 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

30 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Cara Melihat Password Twitter atau X Secara Mudah

39 hari lalu

Cara Melihat Password Twitter atau X Secara Mudah

Berikut cara melihat password Twitter atau X karena lupa dan cara mengubahnya secara mudah. Bisa melalui email atau SMS.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

40 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Cara Lihat Email dan Password Twitter yang Mudah Tanpa Ribet

40 hari lalu

Cara Lihat Email dan Password Twitter yang Mudah Tanpa Ribet

Ada beberapa cara lihat email dan password Twitter. Salah satunya adalah menggunakan fitur "Lupa Kata Sandi". Berikut ini beberapa cara lainnya.

Baca Selengkapnya

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

43 hari lalu

Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia

Baca Selengkapnya

Uang Pesangon Tak Dibayar, Mantan Pejabat Eksekutif Twitter Gugat Elon Musk

53 hari lalu

Uang Pesangon Tak Dibayar, Mantan Pejabat Eksekutif Twitter Gugat Elon Musk

Sejumlah mantan pejabat level eksekutif di Twitter melayangkan gugatan ke Elon Musk karena belum juga membayar uang pesangon setelah dipecat Musk

Baca Selengkapnya