BIN Diduga Ikut Coba Redam Aksi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Senin, 12 Oktober 2020 06:02 WIB

Suasana aksi unjuk rasa menolakUU Cipta Kerja yang berujung ricuh, di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2020. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, Riden Hatam Aziz dan Panglima Koordinator Daerah Garda Metal Cilegon, Ismail mengaku didatangi polisi dan agen Badan Intelijen Negara (BIN) sebelum aksi para buruh menolak pengesahan RUU Cipta Kerja berlangsung pada 5-8 Oktober 2020.

Riden didatangi dua personel intelijen pada Ahad, 4 Oktober lalu, sekitar pukul delapan malam. Sehari sebelumnya, dua personel Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota, Banten, juga mendatangi rumah Riden.

Di Cilegon, polisi mendatangi kediaman Ismail pada 2 Oktober lalu. Keesokannya, polisi menelepon Ismail dan meminta jumlah demonstran dikurangi. "Mereka bilang Cilegon dan Jakarta zona merah," ujar Ismail seperti dikutip dari laporan Majalah Tempo edisi 10 Oktober 2020.

Ismail mengurangi jumlah pengunjuk rasa tolak omnibus law UU Cipta Kerja yang akan berangkat ke Jakarta dari semula 600 menjadi 400. Dua hari kemudian, ia diundang makan siang oleh personel BIN lalu diminta mengurangi lagi jumlah perserta aksi. Akhirnya, Ismail memangkas hingga tersisa 200 orang.

Riden dan Ismail, yang merupakan koordinator aksi di daerah masing-masing, menilai kedatangan polisi dan agen telik sandi itu sebagai upaya membendung gerakan para buruh.

Advertising
Advertising

Keduanya bercerita, sejak Senin hingga Kamis, 5-8 Oktober, saat buruh bersiap mengadakan unjuk rasa, polisi juga mendatangi pabrik-pabrik besar. Setidaknya ada lima personel berjaga di depan sejumlah pabrik sambil membawa senapan dan pentungan.

Tekanan polisi bermula dari telegram rahasia yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian RI Jenderal Idham Azis pada 2 Oktober lalu. Surat yang diteken oleh Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Imam Sugianto itu berisi penanganan unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Salah satu poin dalam surat itu menyatakan agar polisi tak memberikan izin aksi.

Imam beralasan demonstrasi meningkatkan risiko penularan virus corona. Dia juga mengklaim kehadiran polisi di rumah koordinator lapangan hanya untuk bersilaturahmi. “Setiap ada aksi, kami tidak boleh underestimate supaya tidak ada pihak yang memanfaatkan," ucapnya.

Juru bicara Badan Intelijen Negara, Wawan Hari Purwanto, membantah jika lembaganya disebut melobi koordinator pengunjuk rasa. Menurut dia, personel BIN selama menjalankan tugas operasi tak akan mengaku sebagai intelijen. “Jadi jika ada yang mengaku dari BIN perlu diverifikasi sebab hal itu tidak lazim," ujar Wawan. Baca cerita lengkapnya di Majalah Tempo: Tekan Aksi Telik Sandi.

Berita terkait

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

2 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

3 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

3 hari lalu

Tanggapi Ucapan Hari Buruh dari Prabowo, Partai Buruh Bilang Begini

Partai Buruh menanggapi ucapan Hari Buruh 2024 yang disampaikan Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Rabu, 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

3 hari lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

3 hari lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

3 hari lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

3 hari lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

4 hari lalu

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

Setelah gagal ke final Piala Asia U-23 2024 usai dikalahkan Uzbekistan, timnas U-23 Indonesia kejar posisi ketiga demi tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

5 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

9 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya